Siapkan Rp6 Triliun Serap Jagung Petani Bulog Diminta Beli 1 Juta Ton, Harga Patokan Rp5.500/Kg

Pemerintah tengah menyiapkan alokasi anggaran sekitar Rp6 triliun untuk menyerap jagung dari petani dalam negeri sebanyak 1 juta ton. -Foto Radar Lambar-

Radarlambar.bacakoran.co — Pemerintah tengah menyiapkan alokasi anggaran sekitar Rp6 triliun untuk menyerap jagung dari petani dalam negeri sebanyak 1 juta ton. Upaya ini ditujukan untuk menjaga stabilitas harga sekaligus memperkuat pasokan jagung nasional, terutama dalam menghadapi lonjakan kebutuhan sektor pakan ternak dan industri pengolahan.

Pelaksanaan program akan dilakukan oleh Perum Bulog. Inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan strategis pangan nasional yang telah dibahas bersama lintas kementerian, dan kini menunggu pengesahan anggaran agar bisa segera direalisasikan.

Rencana penyerapannya diusulkan oleh Kementerian Pertanian dan telah mendapat lampu hijau dari Presiden. Harga jagung yang akan dibeli ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram, dengan kadar air antara 18 hingga 20 persen—standar umum untuk hasil panen petani.

Skema yang digunakan mirip dengan pola penyerapan gabah sebelumnya melalui mekanisme Operator Investasi Pemerintah (OIP). Dalam model tersebut, dana bantuan pangan disalurkan langsung kepada Bulog untuk membeli hasil panen petani pada harga patokan yang ditentukan pemerintah.

Namun, hingga saat ini pelaksanaan program belum dimulai. Hal ini disebabkan belum tersedianya anggaran pencairan dari Kementerian Keuangan. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan telah meminta percepatan proses pencairan dana agar Bulog bisa segera bergerak di lapangan.

Perkiraan kebutuhan dana tersebut mencakup biaya pembelian jagung senilai Rp5.500 per kg serta tambahan biaya logistik, penyimpanan, dan operasional distribusi. Total anggaran diperkirakan mencapai sekitar Rp6 triliun.

Program penyerapan jagung ini diperkirakan akan memberikan kepastian harga bagi petani di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Dengan intervensi pemerintah melalui Bulog, diharapkan harga jagung di tingkat petani tetap stabil meski terjadi fluktuasi di pasar global.

Selain itu, langkah ini juga diproyeksikan dapat menekan laju inflasi pangan. Dalam beberapa bulan terakhir, lonjakan harga pakan ternak menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga sejumlah komoditas, terutama daging ayam dan telur.

Jagung menjadi komponen penting dalam formulasi pakan ternak. Oleh karena itu, penguatan cadangan jagung nasional melalui intervensi langsung dari pemerintah juga akan berdampak pada kestabilan harga pangan hewani.

Meski kebijakan telah disiapkan dengan perhitungan matang, seluruh pelaksanaannya sangat bergantung pada kesiapan anggaran. Hingga kini, Bulog belum bisa menjalankan tugas penyerapan karena dana operasional belum tersedia.

Pemerintah mendorong agar proses pencairan bisa dilakukan secepat mungkin. Penyerapan jagung lokal diharapkan tidak hanya memberikan perlindungan bagi petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan secara menyeluruh.

Jika berjalan sesuai rencana, langkah ini akan menjadi salah satu program intervensi pangan nasional yang memiliki dampak jangka panjang, baik terhadap kesejahteraan petani maupun stabilisasi harga pangan nasional.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan