Warga Berharap Jalan Penghubung Antarkuaw-Kayukehenak di Bangun

LAYAK DIBANGUN ; Kondisi jalan kabupaten Pekon Atarkuaw Kecamatan Baruketukis. Foto Rinto--

BATUKETULIS – Harapan besar disampaikan warga Pekon Antarkuaw, Kecamatan Batutulis, Kabupaten Lampung Barat kepada pemerintah daerah. Mereka meminta perhatian serius atas kondisi jalan penghubung dari pekon mereka menuju Pemangku Kayukehenak yang hingga kini masih berupa tanah merah dan belum tersentuh pembangunan permanen.

Jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur yang bisa dilalui kendaraan roda empat untuk menunjang aktivitas masyarakat, mulai dari distribusi hasil bumi hingga akses darurat menuju fasilitas layanan umum. 

Namun kondisi jalan yang belum memadai kerap menjadi hambatan, terlebih saat musim hujan tiba. Genangan lumpur, jalan licin, hingga kerusakan kontur tanah membuat kendaraan tak bisa melintas.

Ahmadi, salah seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa masyarakat bersama tokoh lokal telah berupaya secara swadaya membangun jalan dengan pengecoran semen. Sayangnya, keterbatasan anggaran dan peralatan membuat cor hanya selebar 30 sentimeter, itupun hanya cukup dilalui sepeda motor. Di sisi kiri dan kanan jalan, tanah mulai terkikis air dan membentuk lubang besar, yang tak jarang menyebabkan pengendara tergelincir bahkan terjatuh.

“Waktu hujan, jalan cor itu jadi licin. Apalagi yang bawa hasil panen pakai motor, rawan sekali terjatuh. Sudah beberapa kali kejadian warga luka-luka karena terpelosok ke lubang pinggir jalan,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar kepentingan warga Pekon Antarkuaw, jalan ini juga menjadi urat nadi penghubung antar kecamatan. Jalur tersebut masuk dalam kategori jalan kabupaten dan menjadi akses utama dari Pekon Antarkuaw menuju Pemangku 3 Menguk, Pekon Beduduk, Kecamatan Belalau. 

Banyak warga dari kedua kecamatan yang memiliki lahan perkebunan di sepanjang jalur ini dan sangat bergantung pada kelancaran akses tersebut.

Warga berharap, Pemkab Lampung Barat dapat menjadikan pembangunan jalan ini sebagai prioritas dalam program peningkatan infrastruktur pedesaan.

Apalagi, keberadaan jalur ini tidak hanya menopang aktivitas ekonomi warga, tetapi juga mendukung konektivitas antarwilayah yang menjadi kunci pemerataan pembangunan di daerah pegunungan.

“Kalau jalannya bagus, pengangkutan kopi, pisang, dan hasil kebun lainnya bisa lancar. Anak-anak sekolah juga lebih mudah berangkat, nggak takut jatuh atau telat karena jalan rusak,” kata warga lainnya.

Kini, masyarakat hanya bisa menanti kepedulian dan komitmen pemerintah daerah untuk menjawab kebutuhan dasar yang sangat mendesak ini. Jalan bukan sekadar infrastruktur, tetapi penentu masa depan warga pedalaman yang mendambakan kemajuan dan kesejahteraan. (rinto/nopri)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan