Pembangunan Tersendat, Warga Fokus Panen Kopi

Ilustrasi Panen Kopi -----
KEBUNTEBU – Sejumlah pembangunan fisik di pekon-pekon Kecamatan Kebun Tebu, Lampung Barat mulai menemui kendala. Penyebabnya, tenaga kerja lokal sulit didapat lantaran mayoritas warga tengah sibuk memanen kopi.
Kondisi ini terjadi di antaranya di Pekon Purawiwitan. Proyek rabat beton yang dibiayai dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahap pertama nyaris mandek karena kekurangan pelaksana di lapangan.
Padahal, sesuai aturan ADD, pembangunan fisik desa harus melibatkan warga lokal dengan sistem pembayaran Harian Orang Kerja (HOK). Namun, saat panen raya seperti sekarang ini, sebagian besar warga lebih memilih turun ke kebun.
"Kami sudah upayakan semaksimal mungkin memberdayakan masyarakat setempat, tapi memang sedang musim panen, jadi sulit," ujar salah satu aparatur pekon.
Minimnya partisipasi warga membuat pemerintah desa harus putar otak mencari tenaga pengganti. Tidak mudah, sebab pekerjaan fisik tetap membutuhkan keterampilan dasar agar hasilnya sesuai standar.
Dilema pun muncul. Di satu sisi, proyek pembangunan harus dikebut agar tidak molor dari jadwal. Tapi di sisi lain, musim panen kopi hanya datang satu kali setahun dan jadi sumber utama penghasilan warga.
Untuk itu, aparat pekon terus berupaya menyesuaikan ritme pelaksanaan pembangunan dengan jadwal aktivitas warga. Harapannya, program berjalan, ekonomi warga pun tidak terganggu.
Jika solusi tak segera ditemukan, bukan tidak mungkin target realisasi pembangunan desa bakal terganggu. Pemerintah pekon pun dituntut lebih kreatif dan fleksibel dalam menyikapi situasi ini. (rinto/nopri)