Kekurangan Dokter Gigi, Dinkes Upayakan Pemenuhan Nakes

Plt.Kepala Dinas Kesehatan Pesbar, Septono.--

PESISIR TENGAH - Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) kini masih kekurangan tenaga kesehatan, khususnya di bidang pelayanan kesehatan gigi. Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, yang hingga kini terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kekurangan dokter gigi di wilayah tersebut.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pesbar, Septono, S.K.M., M.M., mengatakan bahwa, minimnya jumlah dokter gigi yang bertugas di Pesbar berdampak langsung terhadap kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan gigi bagi masyarakat. Hingga pertengahan tahun 2025 ini, hanya terdapat satu orang dokter gigi yang aktif bertugas dan ditempatkan di Puskesmas Bangkunat itu pun akan segera berakhir masa tugasnya.

“Sementara itu, seluruh Puskesmas lain yang tersebar di berbagai kecamatan di Pesbar, termasuk RSUD KH. M. Thohir sebagai rumah sakit daerah utama, belum memiliki dokter gigi yang bertugas secara permanen,” katanya.

Menurut Septono, idealnya setiap Puskesmas memiliki satu dokter gigi, dan untuk rumah sakit daerah dibutuhkan minimal tiga dokter gigi guna menunjang layanan spesialistik dan tindakan medis yang lebih kompleks. Sayangnya, hingga saat ini formasi tersebut belum terpenuhi, sehingga pelayanan kesehatan gigi di Pesbar belum berjalan secara optimal.

“Jika kita melihat dari sisi kebutuhan ideal, maka saat ini Kabupaten Pesbar sangat kekurangan dokter gigi. Diseluruh wilayah kita hanya memiliki satu dokter gigi, yang saat ini bertugas di Puskesmas Bangkunat,” jelasnya.

Sementara Puskesmas lainnya, kata dia, termasuk RSUD belum memiliki dokter gigi. Hal itu menjadi tantangan besar dalam memberikan pelayanan kesehatan yang merata. Pelayanan kesehatan gigi merupakan bagian penting dari sistem layanan kesehatan dasar. Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti gigi berlubang, infeksi, hingga penyakit gusi sering kali diabaikan, padahal dapat berdampak serius terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh.

“Kurangnya tenaga profesional di bidang ini menyebabkan banyak warga tidak mendapatkan penanganan yang memadai, terutama di wilayah pelosok,” katanya.

Untuk mengatasi persoalan ini, masih kata dia, Dinkes Pesbar telah melakukan berbagai langkah strategis. Artinya, berbagai jalur telah dilakukan, mulai dari pengajuan formasi ASN dan PPPK, hingga menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan kedokteran gigi. Bahkan, Dinkes juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan agar kebutuhan ini dapat segera dipenuhi.

“Selain itu, Dinkes juga menjajaki kemungkinan mendatangkan dokter gigi dari program internship atau pengabdian profesi, serta mengajak para dokter muda lulusan fakultas kedokteran gigi di Indonesia untuk mengabdi di Pesbar,” ujarnya. 

Menurutnya, daerah ini masih sangat terbuka bagi para tenaga medis yang ingin memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di wilayah yang tergolong masih tertinggal dalam aspek layanan kesehatan. Pemkab tentu membuka kesempatan luas bagi para dokter gigi muda yang ingin mengabdi di daerah.

“Ini merupakan peluang untuk menerapkan keilmuan sekaligus membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (yayan/*) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan