PLTN Pertama Indonesia Ditargetkan Beroperasi pada 2034, Rusia dan Kanada Siap Investasi

Pembangkit nuklir Chernobyl, Ukraina. Foto world-nuclear.org--
Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target pembangunan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama pada 2034. Proyek strategis ini telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025–2034, dengan kapasitas awal sebesar 500 Mega Watt (MW).
Sebagai bagian dari peta jalan transisi energi nasional, pemerintah membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara. Sejumlah mitra potensial dari Rusia dan Kanada telah menyatakan minat mereka untuk berinvestasi dalam proyek ini, seiring komitmen Indonesia memperkuat bauran energi rendah karbon.
Pembangunan PLTN tahap awal dirancang dalam skala menengah, berkisar antara 300 MW hingga 500 MW. Proyek percontohan akan difokuskan di dua wilayah yang telah disetujui dalam dokumen RUPTL, yakni di Sumatera dan Kalimantan, yang dianggap memiliki kesiapan infrastruktur dan potensi energi yang mendukung.
Kalimantan Barat menjadi salah satu lokasi yang diprioritaskan karena dinilai memiliki sumber daya energi yang beragam. Selain tenaga air, biomassa, dan batubara, provinsi ini juga menyimpan cadangan mineral nuklir seperti uranium dan thorium. Potensi uranium di Kabupaten Melawi tercatat mencapai sekitar 24.112 ton berdasarkan data dari Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kementerian ESDM.
Pemerintah saat ini tengah menyusun skema kerja sama investasi, serta menunggu kebijakan final terkait pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber listrik. Keputusan ini akan didasarkan pada hasil studi kelayakan menyeluruh dan dukungan regulasi yang memadai.
Pengembangan PLTN dinilai penting sebagai langkah untuk memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan mencapai target netral karbon pada 2060. Selain itu, pembangunan PLTN juga akan membuka ruang bagi transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM nasional di bidang energi nuklir.
Dengan penguatan kebijakan, kesiapan wilayah, dan dukungan investor global, Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu negara Asia Tenggara pertama yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir secara komersial dalam dekade ini.(*)