Krisis Gaza Memanas, Israel Akui Kebuntuan Militer dan Dorongan Gencatan Senjata Meningkat

Militer Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.//Foto: REUTERS.--

Radarlambar.bacakoran.co - Konflik berkepanjangan antara Israel dan pejuang Palestina di Jalur Gaza kembali menarik sorotan setelah tujuh tentara Israel tewas dalam penyergapan di Khan Yunis. Insiden ini mendorong berbagai pihak di Israel untuk menuntut penghentian perang dan mencari kesepakatan baru terkait pembebasan para tahanan.

 

Sejumlah menteri Israel mulai menyuarakan ketidakpuasan terhadap hasil operasi militer yang berlangsung di Gaza. Mereka menilai bahwa operasi tersebut mengalami kebuntuan dan tidak menghasilkan pencapaian yang nyata. Meskipun masih ada perbedaan pandangan dalam koalisi pemerintah, desakan untuk mengakhiri konflik terus menguat, termasuk dari internal Partai Likud yang menaungi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

 

Netanyahu sendiri telah menggelar rapat terbatas dengan para pejabat senior keamanan untuk membahas kondisi militer terkini dan prospek pembebasan para tahanan Israel di Gaza. Ia mengakui bahwa hari-hari terakhir merupakan periode yang berat, terutama setelah serangan mematikan terhadap pasukan Israel.

 

Sementara itu, komunitas keluarga tahanan menyuarakan keprihatinan dan mempertanyakan arah kebijakan perang yang justru menimbulkan lebih banyak korban jiwa. Mereka menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan konflik dan mengembalikan para tahanan dengan selamat.

 

Dari sisi diplomatik, Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump menyampaikan adanya kemajuan penting yang dapat membuka jalan menuju gencatan senjata permanen. Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, disebut telah menyusun rencana bertahap yang dipandang sejalan dengan pandangan sebagian pemimpin Israel.

 

Namun, Gerakan Perlawanan Islam Hamas menilai bahwa kegagalan dalam mencapai kesepakatan justru berada di tangan pemerintahan Netanyahu. Hamas menegaskan kesiapan mereka untuk menyambut segala inisiatif damai yang mencakup penghentian agresi militer, penarikan pasukan pendudukan dari seluruh wilayah Gaza, rekonstruksi infrastruktur, pengakhiran blokade, serta pertukaran tahanan.

 

Dalam pernyataannya, Hamas menyebut bahwa perlawanan militer yang terus berlangsung, baik oleh Brigade Qassam maupun Brigade Al-Quds, menunjukkan ketangguhan dan semangat rakyat Palestina. Mereka menolak segala bentuk perjanjian yang tidak memuat persyaratan penghentian agresi secara total.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan