Pemkab Gelar Monev LPG, Distribusi Mulai Stabil

MONEV ; Diskopdag bersama instansi terkait lainnya di lingkungan pemkab pesbar melakukan monev LPG 3 Kg di sejumlah pangkalan LPG. Foto Dok--

PESISIR TENGAH - Kelangkaan Liquefied Petroleum Gas atau LPG 3 kilogram yang sempat dikeluhkan masyarakat Pesisir Barat (Pesbar) mulai menemukan titik terang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesbar, melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopdag) bersama Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah (Setdakab) setempat, bergerak cepat dengan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) distribusi di sejumlah titik pangkalan.

Kegiatan monev dilakukan Rabu, 9 Juli 2025, di wilayah Kecamatan Pesisir Tengah dan Kecamatan Pesisir Selatan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan distribusi elpiji subsidi benar-benar berjalan sesuai ketentuan dan harga jual di pangkalan tetap dalam batas wajar.

Kabid Perdagangan Diskopdag Pesbar, Panji Adha Santoso, S.Kom., M.M., yang turun langsung ke lapangan bersama Plt. Kabag Perekonomian dan SDA Setdakab Pesbar, Antoni Wijaya, S.IP., menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan upaya tindak lanjut dari banyaknya keluhan masyarakat terkait sulitnya memperoleh LPG 3 Kg.

“Kami menerima banyak laporan dari masyarakat terkait kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi. Maka, monev ini penting dilakukan, sekaligus untuk melihat langsung stok dan harga di pangkalan,” kata Panji.

Dalam kegiatan tersebut, tim menyasar tiga lokasi pangkalan, yakni Pangkalan Pasar Way Batu dan Pangkalan Pagar Baru di Kecamatan Pesisir Tengah, serta Pangkalan Sumur Jaya di Kecamatan Pesisir Selatan. Ketiga titik ini menjadi fokus pengawasan lantaran memiliki tingkat permintaan cukup tinggi dari warga sekitar. 

Dari hasil monev, diketahui bahwa Pangkalan Pasar Way Batu mendapatkan suplai sebanyak 300 tabung, Pagar Baru menerima 280 tabung, dan Sumur Jaya mendapatkan alokasi 108 tabung. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan sementara masyarakat, meski distribusi masih dibatasi.

“Setiap warga hanya bisa membeli satu tabung. Ini untuk menjamin distribusi LPG bisa merata dan tidak ada penimbunan di tingkat rumah tangga,” ujar Panji.

Selain itu, harga jual LPG 3 Kg di ketiga pangkalan tersebut juga dinilai masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Di Pangkalan Pasar Way Batu dan Pagar Baru, elpiji dijual Rp21.000 per tabung, sementara di Sumur Jaya dijual Rp22.000 per tabung.

“Kami pastikan tidak ada pangkalan yang menjual di atas HET. Jika ditemukan pelanggaran, tentu akan kami tindak,” tegasnya.

Panji juga mengakui bahwa kelangkaan yang sempat terjadi bukan semata karena tingginya permintaan, melainkan juga akibat faktor eksternal, salah satunya kerusakan infrastruktur jalan. Akses utama distribusi LPG dari arah Liwa-Krui mengalami kerusakan yang cukup parah, sehingga menghambat suplai dari SPPBE Ogan V, Lampung Utara, yang selama ini melayani wilayah Pesbar.

“Karena kondisi jalan tidak memungkinkan, distribusi untuk sementara waktu dialihkan melalui SPBE Talang Padang di Kabupaten Tanggamus,” ungkapnya.

Menurutnya, langkah pengalihan suplai itu terbukti cukup efektif. Seiring berjalannya waktu, distribusi mulai kembali normal. Pangkalan-pangkalan sudah mulai menerima kiriman LPG secara rutin, meski pembelian tetap dibatasi.

“Suplai mulai membaik. Kami harap kondisi ini terus membaik dan masyarakat bisa kembali mendapatkan LPG tanpa harus antre panjang atau membeli di atas harga wajar,” jelasnya.

Ditambahkannya, peran aktif masyarakat dalam menjaga stabilitas distribusi LPG 3 Kg tersebut tentunya juga cukup penting. Karena itu, pihaknya mengimbau agar warga tidak melakukan penimbunan dan membeli sesuai kebutuhan. Pemerintah juga akan terus meningkatkan pengawasan ke seluruh pangkalan agar pendistribusian tepat sasaran.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan