BI Soroti Konsumsi Rumah Tangga Masih Loyo, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. Foto-Net--

Radarlambar.bacakoran.co- Di tengah tekanan ekonomi global, Bank Indonesia (BI) menilai prospek perekonomian nasional masih tetap solid. Namun, ada satu catatan penting: konsumsi rumah tangga belum menunjukkan performa maksimal. Padahal, sektor ini memegang peranan kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Gubernur BI menyebut konsumsi masyarakat perlu ditingkatkan lantaran penjualan ritel cenderung melambat. Indikasi ini menjadi sinyal bahwa daya beli atau optimisme konsumen mungkin belum sepenuhnya pulih, meski indikator makro seperti inflasi dan suku bunga relatif terjaga.

Di sisi lain, jika dilihat dari sektornya, pertanian masih mencatatkan pertumbuhan stabil, terutama berkat kontribusi dari subsektor perkebunan dan program pemerintah. Namun, sektor pengolahan industri serta jasa akomodasi dan makanan-minuman belum menunjukkan pemulihan yang kuat.

Ketimpangan pertumbuhan juga terlihat dari sisi wilayah. Kawasan Indonesia Timur, khususnya Sulawesi dan Papua, masih mampu mencatatkan pertumbuhan di atas 5%. Namun, daerah-daerah lainnya justru belum menunjukkan perbaikan yang signifikan, yang menunjukkan masih lemahnya mesin pertumbuhan di beberapa pusat ekonomi domestik.

Melihat kondisi tersebut, BI memproyeksikan perekonomian nasional akan membaik di paruh kedua tahun ini. Untuk keseluruhan tahun 2025, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada dalam rentang 4,6% hingga 5,4%.

Dorongan konsumsi rumah tangga menjadi perhatian penting. Tanpa pemulihan sektor ini, target pertumbuhan yang ambisius berisiko sulit tercapai. BI pun berharap sinyal membaiknya konsumsi akan mulai terlihat di kuartal III mendatang, seiring perbaikan daya beli dan dukungan kebijakan fiskal maupun moneter yang lebih akomodatif.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan