Saham Saratoga Diobral, Potensi Keuntungan Diprediksi Tembus 62 Persen

Pelabuhan Kapal Impor. -Foto SHA Solo-
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) tengah menjadi perhatian pelaku pasar. Emiten investasi ini diperdagangkan dengan diskon net asset value (NAV) yang sangat lebar, mencapai 56 persen—jauh di bawah rata-rata historisnya yang berada di level 41 persen. Kondisi tersebut membuka peluang keuntungan besar bagi investor, seiring proyeksi pertumbuhan kinerja perusahaan yang terus meningkat.
Portofolio Saratoga dinilai makin solid, terutama dengan konsentrasi investasi pada perusahaan-perusahaan nonterbuka yang menunjukkan pertumbuhan cepat dan nilai strategis tinggi. Hingga kuartal I-2025, total investasi perusahaan di sektor ini melonjak menjadi Rp7,5 triliun, naik hampir empat kali lipat dibandingkan awal 2021 yang hanya sekitar Rp1,9 triliun. Kontribusi dari sektor ini juga meningkat signifikan terhadap NAV perseroan, dari sebelumnya hanya 6 persen menjadi 17 persen.
Dua entitas nonterbuka yang menjadi fokus investasi utama Saratoga saat ini adalah Brawijaya Hospital Group dan PT Mulia Bosco Logistik. Keduanya dipandang sebagai pemain besar di sektor masing-masing, yaitu kesehatan dan logistik—dua sektor yang memiliki prospek jangka panjang cerah, seiring peningkatan kebutuhan layanan dan distribusi di dalam negeri.
Kinerja keuangan SRTG juga terus menunjukkan tren positif. Pada tahun lalu, perseroan berhasil membukukan penerimaan dividen sebesar Rp4,2 triliun. Sejak 2021, pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) dividen Saratoga tercatat mencapai 70 persen. Sementara itu, per Maret 2025, nilai dividen yang masuk ke kantong perusahaan sudah mencapai Rp578 miliar, dan diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun.
Dividen dari perusahaan-perusahaan investasi menjadi penopang utama pendapatan berkelanjutan Saratoga. Beberapa perusahaan terbuka yang menjadi sumber dividen terbesar di antaranya adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), dan tidak menutup kemungkinan, perusahaan nonterbuka juga akan memberikan kontribusi besar dalam bentuk setoran dividen di masa mendatang.
Melihat tren tersebut, proyeksi laba bersih Saratoga tahun ini pun direvisi naik hingga 71 persen, menjadi Rp1,9 triliun. Kenaikan ini didorong langsung oleh peningkatan hasil investasi, khususnya dari perusahaan-perusahaan yang memberikan return dividen tinggi.
Harga saham SRTG juga diperkirakan akan terus menanjak. Target harga direvisi ke level Rp3.000 per saham, mencerminkan potensi penguatan yang signifikan dibanding harga pasar saat ini. Meski demikian, target tersebut masih memuat diskon NAV sekitar 30 persen, sehingga investor dinilai masih memiliki ruang keuntungan cukup besar.
Sejak awal tahun 2023, para pemegang saham utama Saratoga menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap prospek perusahaan. Mereka tercatat aktif menambah kepemilikan saham, dengan pembelian mencapai 2,2 persen. Langkah ini menjadi sinyal positif bagi pasar, mengingat investor internal biasanya lebih memahami arah bisnis dan potensi jangka panjang perusahaan.
Namun, risiko tetap ada. Salah satu tantangan utama yang dihadapi Saratoga adalah alokasi modal yang dinilai harus lebih optimal agar bisa menunjang strategi investasi jangka panjang. Tanpa manajemen permodalan yang tepat, ekspansi agresif bisa menjadi beban tersendiri bagi struktur keuangan perusahaan.
Secara keseluruhan, SRTG tetap menjadi salah satu saham investasi yang menarik, terutama bagi investor yang memburu peluang dari diskon valuasi besar dan potensi pertumbuhan jangka panjang di sektor-sektor strategis seperti kesehatan dan logistik. (*/rinto)