Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Mandek, Israel Ancam Aneksasi Wilayah

Konflik Gaza Memanas Setelah Gagalnya Perundingan Gencatan Senjata. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat menyusul kebuntuan dalam negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera. Pemerintah Israel menyampaikan peringatan keras kepada Hamas, menegaskan bahwa jika dalam beberapa hari ke depan tidak ada kemajuan berarti, Tel Aviv akan mengambil langkah hukum sepihak terhadap kelompok tersebut.

Langkah yang dimaksud mencakup kemungkinan aneksasi wilayah di perimeter luar Gaza. Hal ini disampaikan oleh pejabat senior Israel seperti dilaporkan The Times of Israel, Rabu (30/7/2025), setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan terbatas dengan sejumlah pembantunya untuk membahas langkah lanjutan.

Dalam pertemuan tersebut, Israel diketahui telah menyerahkan dokumen tanggapan kepada para mediator yang selama ini memfasilitasi perundingan tidak langsung dengan Hamas. Dokumen itu merinci sejumlah poin yang menjadi syarat utama Israel, termasuk sikap penolakan terhadap permintaan Hamas mengenai pembebasan tahanan dalam skala besar serta keberatan atas pembukaan kembali Penyeberangan Rafah.

Israel juga menegaskan tidak akan menarik pasukannya dari Koridor Philadelphi—wilayah strategis di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir—serta tetap mempertahankan zona penyangga di dekat perbatasan Gaza. Langkah ini disebut sebagai upaya menekan Hamas agar segera membebaskan gelombang sandera terakhir yang masih mereka tahan.

Di sisi lain, Gedung Putih dilaporkan belum menyetujui rencana aneksasi tersebut. Meskipun ada tekanan kuat dari dalam negeri Israel untuk segera bertindak tegas, dukungan dari Amerika Serikat dinilai masih menjadi faktor penentu dalam pengambilan kebijakan lebih lanjut terhadap Gaza.

Dengan stagnasi dalam proses diplomatik, pemerintah Israel disebut tidak akan lagi bersabar menghadapi sikap Hamas yang dinilai tidak fleksibel. Situasi ini memperlihatkan semakin sempitnya ruang kompromi antara kedua pihak dan meningkatnya risiko eskalasi baru di kawasan yang telah dilanda konflik berkepanjangan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan