Pulau Dodola, Mutiara di Ujung Utara Nusantara

Pulau Dodola menawarkan keindahan pasir putih yang halus. -Foto ; Net.-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Indonesia dianugerahi ribuan pulau dengan panorama bahari yang menawan. Dari Sabang sampai Merauke, setiap wilayah memiliki pesona tersendiri yang membuat negeri ini layak disebut surga wisata dunia. Nama-nama besar seperti Raja Ampat, Bunaken, Derawan, hingga Labuan Bajo sudah mendunia. Namun, di balik popularitas destinasi itu, ada permata lain yang keindahannya tak kalah memesona, yakni Pulau Dodola di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Pulau Dodola bukan hanya menawarkan panorama laut biru dan pantai berpasir putih, tetapi juga menyimpan kisah sejarah penting. Morotai, pulau induk yang menaunginya, pernah menjadi basis militer Tentara Sekutu pada Perang Dunia II. Dari sinilah pasukan Amerika Serikat dan Australia melancarkan operasi melawan Jepang di kawasan Pasifik. Hingga kini, sisa-sisa peninggalan perang masih bisa ditemui, baik di darat maupun di dasar laut. Perpaduan wisata sejarah dan wisata alam ini menjadikan Morotai, termasuk Dodola, memiliki daya tarik ganda.

Untuk sampai ke Pulau Dodola, wisatawan harus lebih dulu tiba di Morotai. Dari jalur udara, terdapat penerbangan dari Bandara Sultan Babullah di Ternate menuju Bandara Leo Wattimena di Morotai. Jalur laut juga tersedia melalui Pelabuhan Tobelo, Halmahera Utara, dengan kapal feri atau speedboat menuju Pelabuhan Daruba. Dari Daruba, perjalanan ke Dodola dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit dengan perahu cepat.

Akses transportasi yang semakin terbuka membuat Dodola kini lebih mudah dijangkau. Apalagi, Morotai sudah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu destinasi wisata prioritas nasional dalam program “10 Bali Baru.” Keputusan ini menjadi sinyal kuat bahwa kawasan ini akan dikembangkan lebih serius sebagai destinasi unggulan.

Selain pesona pasir timbul, Dodola juga dikenal dengan kejernihan lautnya. Dari permukaan saja, wisatawan bisa melihat padang lamun dan terumbu karang yang masih terjaga. Aktivitas snorkeling maupun diving menjadi pilihan wajib. Kondisi ini membuat kawasan tersebut diminati para penyelam, baik lokal maupun mancanegara.

Hamparan pasir putih yang berpadu dengan pepohonan hijau di tepi pantai menambah kesan tropis. Tidak berlebihan jika pulau ini dijuluki “Mutiara di Bibir Pasifik,” mengingat lokasinya yang langsung menghadap samudra terbesar di dunia.

Meskipun Dodola tidak berpenghuni, wisatawan tetap dapat bermalam di resort yang berdiri di Dodola Besar. Bangunannya didominasi kayu dengan konsep sederhana namun nyaman, menghadap langsung ke laut lepas. Dari balkon, pengunjung bisa menyaksikan keindahan laut dan mendengar debur ombak.

Bagi pecinta petualangan, berkemah di tepi pantai menjadi pilihan menarik. Menikmati sunrise atau sunset dari dalam tenda memberi pengalaman berbeda. Aktivitas berkemah ini banyak diminati wisatawan muda yang ingin lebih dekat dengan alam.

Selain menikmati keindahan pantai dan bawah laut, wisatawan juga dapat menelusuri jejak sejarah Perang Dunia II di Morotai. Museum dan peninggalan perang yang masih tersisa memberikan pengalaman wisata edukatif sekaligus refleksi tentang sejarah bangsa.

Sektor transportasi laut, jasa wisata, penginapan, hingga kuliner berpotensi tumbuh seiring meningkatnya jumlah wisatawan. Kehadiran Dodola di peta pariwisata juga memperkuat citra Maluku Utara sebagai destinasi bahari internasional.

Namun, potensi besar ini harus diimbangi dengan pengelolaan yang bijak. Tekanan wisata massal bisa mengancam kelestarian lingkungan, terutama ekosistem laut. Perlu ada regulasi jelas tentang jumlah kunjungan, pengelolaan sampah, serta edukasi wisatawan agar tidak merusak alam. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat memegang peranan penting dalam memastikan pariwisata berjalan secara berkelanjutan.

Keindahan pasir timbul yang unik, laut biru yang jernih, serta nilai sejarah yang melekat menjadikannya destinasi lengkap. Dengan dukungan infrastruktur, promosi, dan pengelolaan berkelanjutan, Dodola berpotensi menjadi ikon wisata bahari Indonesia di mata dunia.

Lebih dari sekadar tujuan wisata, Dodola merupakan simbol bagaimana kekayaan alam dan sejarah bisa berpadu dalam satu destinasi. Menjaganya tetap lestari adalah tanggung jawab bersama, agar generasi mendatang masih bisa merasakan keindahan “Mutiara di Bibir Pasifik” ini.(*/yayan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan