SPHP Diperluas ke Ritel Modern Strategi Pemerintah Tekan Gejolak Harga Beras

Beras SPHP. -Foto Radar Grup-
Namun, tak semua daerah dapat langsung merasakan dampak program ini. Dari total 214 kabupaten/kota, sekitar 10 di antaranya — mayoritas berada di wilayah Papua — masih menghadapi kesulitan distribusi. Faktor geografis dan mahalnya biaya pengangkutan dari gudang Bulog ke lokasi-lokasi terpencil menjadi tantangan utama. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengusulkan pembentukan gudang filial atau gudang transit di titik-titik yang lebih dekat dengan pusat konsumsi. Aset-aset milik pemerintah daerah, instansi TNI, atau Polri dipertimbangkan sebagai opsi lokasi sementara gudang filial ini.
Diversifikasi dan Sertifikasi Produk Pangan
Selain dari sisi distribusi pemerintah juga mulai menyusun regulasi untuk memperkuat pengawasan kualitas dan peredaran beras di pasara salah satu wacana yang sedang dibahas adalah penerbitan sertifikat edar untuk produsen beras khusus. Dengan adanya regulasi ini, produk beras khusus yang selama ini dijual dengan harga tinggi tidak akan lepas sepenuhnya dari pengawasan pemerintah. Tujuannya bukan untuk membatasi, melainkan memastikan bahwa masyarakat tetap memiliki akses terhadap produk pangan yang aman, berkualitas, dan sesuai standar.
Kesimpulan: Menjaga Harga, Menjamin Akses
Melalui perluasan distribusi beras SPHP ke ritel modern dan optimalisasi penyaluran di pasar rakyat serta kanal GPM, pemerintah mengambil langkah tegas dalam menghadapi ketidakstabilan harga beras. Strategi ini bukan sekadar respons jangka pendek, tetapi merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pangan yang lebih stabil, merata, dan berkelanjutan.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, Bulog, dan pelaku usaha ritel, diharapkan harga beras medium dapat kembali ke titik wajar dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat — dari kota besar hingga pelosok nusantara. (*/rinto)