Lima Finalis Tampil Memukau di Ajang “Marga Liwa Berpuisi II”

SEMANGAT melestarikan budaya Lampung kembali menggema lewat ajang “Marga Liwa Berpuisi II” yang sukses digelar di Kafe Amor Sukamenanti, Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balikbukit. Foto Dok--

BALIKBUKIT – Semangat melestarikan budaya Lampung kembali menggema lewat ajang “Marga Liwa Berpuisi II”, yang sukses digelar Rabu (10/9/2025) di Kafe Amor, Sukamenanti, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat. Lomba puisi berbahasa Lampung ini menjadi ajang bergengsi bagi generasi muda untuk menunjukkan bakat sekaligus rasa cinta terhadap bahasa dan budaya warisan leluhur.

Setelah melalui proses seleksi ketat dari 49 peserta tingkat SD/sederajat se-Lampung Barat, akhirnya terpilih lima finalis terbaik yang tampil langsung di hadapan dewan juri untuk memperebutkan posisi juara.

Lomba ini mengangkat puisi-puisi karya Suntan Pangeran Indrapati Cakranegara VII atau yang lebih dikenal sebagai almarhum Muhammad Harya Ramdhoni, Ph.D seorang tokoh kebudayaan dan akademisi Lampung yang banyak menulis tentang identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat Lampung.

“Gelaran ini merupakan agenda rutin tahunan. Tahun lalu sukses, dan tahun ini antusiasme peserta makin tinggi. Semoga tahun depan bisa kita gelar lebih besar lagi,” ujar Ilma Halida, perwakilan panitia.

Menurut Ilma, Marga Liwa Berpuisi bukan sekadar lomba, tapi juga bagian dari komitmen Sai Batin Marga Liwa melalui Cakra Semilau Alliwa untuk menjaga dan menghidupkan kembali kekayaan seni serta adat istiadat Lampung Barat. “Marga Liwa Berpuisi adalah bukti bahwa pelestarian budaya tak harus membosankan. Lewat puisi, anak-anak bisa belajar sejarah, bahasa, dan nilai-nilai luhur dengan cara menyenangkan,” tambah Ilma.

Tiga dewan juri berkompeten di bidangnya hadir dalam ajang ini yaitu Duta Suhanda (Jurnalis dan Pembina Tim GLD Lambar), Endah Lestari, S.S (Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Liwa) serta Yustina Maria, S.Pd (Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Liwa)

Mereka menilai peserta berdasarkan 4 kriteria utama yaitu Penafsiran Isi Puisi, peserta harus memahami dan menjiwai makna puisi yang dibawakan. Kemudian, Penghayatan - Emosi dan ekspresi jadi poin penting dalam menyampaikan isi hati lewat bait-bait puisi. Artikulasi & Tempo, pelafalan yang jelas dan tempo yang pas sesuai suasana puisi menjadi nilai tambah tersendiri. Serta Penampilan Keseluruhan

Gesture, mimik wajah, hingga postur tubuh harus selaras dengan isi puisi.

Adapun Pemenang Marga Liwa Berpuisi II 2025 yaitu Juara 1 Anindyara Brilliant Muslim (SDIT Smart Qurani), Juara 2 diraih Alziansyah Raihan Ghabiza (MIN 2 Lampung Barat), Juara 3 diraih Azzahra Maulida (SDIT Smart Qurani). Sedangkan juara Harapan 1 diraih Berryl Miladya Safira (SDN 3 Way Mengaku) dan juara Harapan 2 diraih  Nada Aqila (SDN 2 Kembahang).

Ajang ini tidak hanya mengasah kemampuan berpuisi anak-anak, tetapi juga membuka ruang bagi karya-karya puisi daerah untuk dihimpun dalam bentuk antologi puisi anak Liwa.

“Selamat kepada para pemenang dan harapannya puisi-puisi tersebut bisa dapat diterbitkan dalam sebuah buku. Karya- karya puisi dalam lomba Marga Liwa Berpuisi Menunjukkan bahwa masyarakat Liwa memiliki sejarah panjang sejak zaman nenek moyang. Sekala Brak disebut sebagai tanah leluhur, tempat awal mula peradaban dan kebudayaan Lampung., " pungkas Duta. (lusiana) 

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan