Jejak Kelam di Pekon Batu Raja: Kisah Dibalik Penetapan Tersangka Pembunuhan

Reporter: Yogi Astrayuda |

Editor: |

Minggu , 14 Sep 2025 - 16:38

KONDUSIF : Suasana Pekon Baturaja tampa kondusif pasca penetapan tersangka pembunuhan. Foto Yogi--

Di sisi lain, keluarga korban yang selama ini menanggung duka mendalam, berharap keadilan ditegakkan. Agus Ricardo Pamankorban, dengan suara bergetar menyampaikan harapannya agar pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya.

“Kami mohon kepada pihak kepolisian agar kasus ini diusut tuntas, siapa pun yang terlibat harus bertanggung jawab,” ujar Agus.

Meskipun belum ada pemberitahuan resmi dari aparat kepolisian, Agus mengaku bersyukur dan mengapresiasi kerja keras Polres Pesisir Barat dan Polda Lampung dalam mengungkap misteri pembunuhan keponakannya.

Harapan di Tengah Luka

Peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi Pekon Batu Raja. Namun, di balik tragedi tersebut, ada harapan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Masyarakat dan aparat berharap suasana keamanan dan ketertiban terus terjaga agar kehidupan sosial tetap harmonis.

“Keamanan dan ketertiban harus terus dijaga agar warga merasa nyaman dan aman,” pesan Peratin Edwar Lin.

Kasus ini masih menyimpan banyak teka-teki, terutama terkait motif pembunuhan yang menjadi fokus pendalaman penyidik. Namun, satu hal yang pasti, masyarakat Pekon Batu Raja dan sekitarnya kini dapat menarik napas lega. Jalan panjang mencari keadilan untuk kedua korban kakak beradik itu pun terus berlanjut, membawa harapan akan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang telah pergi terlalu dini. (*)

jejak kelam di pekon batu raja:  kisah dibalik penetapan tersangka pembunuhan                             radarlambar@bacakoran.co - pekon batu raja, kecamatan pesisir utara, kabupaten pesisir barat (pesbar). suasana hening dan sunyi menyelimuti pekon kecil ini sejak peristiwa tragis yang mengguncang masyarakatnya pada mei 2025 lalu. dua kakak beradik meregang nyawa dalam sebuah pembunuhan yang menyisakan luka mendalam bagi warga dan keluarga.
setelah berbulan-bulan menanti kejelasan, kabar terbaru datang dari kepolisian resor (polres) pesisir barat yang akhirnya menetapkan seorang pemuda berinisial es (19), mahasiswa perguruan tinggi swasta setempat, sebagai tersangka utama dalam kasus yang menggemparkan negeri para sai batin dan para ulama itu.
setelah penetapan tersangka, es dibawa ke mapolda lampung pada jumat malam, 12 september 2025, dengan pengawalan ketat dari tim gabungan polres dan polda lampung. proses itu dilakukan guna menjaga keamanan dan kelancaran penyidikan lanjutan.
langkah tegas kepolisian
penetapan es sebagai tersangka menjadi titik balik dalam penyelidikan kasus yang menimbulkan tanda tanya besar selama ini. kapolres pesisir barat akbp bestiana, s.i.k., m.m., melalui kasat reskrim iptu fabian yafi adinata, s.tr.k., mengungkapkan proses panjang yang dilakukan polisi dalam mengungkap fakta-fakta di balik pembunuhan tersebut.
“dari hasil pemeriksaan intensif, kami menemukan cukup alat bukti yang mengarah kepada es. barang bukti yang ditemukan di tkp, hasil uji laboratorium forensik, analisis digital forensik, serta hasil autopsi menjadi bukti kuat keterlibatan pelaku,” ujar fabian.
meski begitu, hingga kini motif pembunuhan yang mengoyak ketenangan pekon batu raja ini belum sepenuhnya terungkap. tersangka yang dikenal tertutup dan sulit diajak berkomunikasi itu belum memberikan keterangan yang jelas selama pemeriksaan berlangsung.
“kami masih terus mendalami motifnya, berharap tersangka dapat kooperatif agar kasus ini segera tuntas,” tambah fabian.
perjalanan es: antara kebun, kampus dan kesunyian
es adalah sosok yang dikenal warga sebagai pribadi pendiam. berbeda dengan keluarganya yang ramah dan sering berbaur dalam aktivitas masyarakat, es lebih sering terlihat sendiri, membagi waktu antara membantu orang tuanya di kebun dan menjalani kuliah di perguruan tinggi swasta di kecamatan pesisir tengah.
seorang warga yang enggan disebut namanya menceritakan, “keluarganya terbuka dan akrab dengan warga, tapi es memang jarang bergaul, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan kebun brsama orang tuanya serta kampus,” kepribadian yang tertutup ini menambah misteri di balik tragedi yang menimpa kakak beradik tersebut.
reaksi warga dan keluarga korban
penangkapan es dan penetapan status tersangka membawa kelegaan sekaligus haru bagi masyarakat pekon batu raja. peratin setempat, edwar lin, mengatakan kondisi masyarakat tetap kondusif dan aktivitas berjalan normal.
“warga merasa lega karena sudah lama menunggu kejelasan kasus ini,” ungkap edwar.
di sisi lain, keluarga korban yang selama ini menanggung duka mendalam, berharap keadilan ditegakkan. agus ricardo pamankorban, dengan suara bergetar menyampaikan harapannya agar pelaku mendapat hukuman seberat-beratnya.
“kami mohon kepada pihak kepolisian agar kasus ini diusut tuntas, siapa pun yang terlibat harus bertanggung jawab,” ujar agus.
meskipun belum ada pemberitahuan resmi dari aparat kepolisian, agus mengaku bersyukur dan mengapresiasi kerja keras polres pesisir barat dan polda lampung dalam mengungkap misteri pembunuhan keponakannya.
harapan di tengah luka
peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi pekon batu raja. namun, di balik tragedi tersebut, ada harapan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. masyarakat dan aparat berharap suasana keamanan dan ketertiban terus terjaga agar kehidupan sosial tetap harmonis.
“keamanan dan ketertiban harus terus dijaga agar warga merasa nyaman dan aman,” pesan peratin edwar lin.
kasus ini masih menyimpan banyak teka-teki, terutama terkait motif pembunuhan yang menjadi fokus pendalaman penyidik. namun, satu hal yang pasti, masyarakat pekon batu raja dan sekitarnya kini dapat menarik napas lega. jalan panjang mencari keadilan untuk kedua korban kakak beradik itu pun terus berlanjut, membawa harapan akan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang telah pergi terlalu dini. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lambar - Senin, 15 September 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan