Briptu Rizka ditetapkan tersangka kasus kematian Brigadir Esco Faska di Lombok Barat.

Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely, anggota Polsek Sekotong, Nusa Tenggara Barat, hingga kini masih menyisakan misteri dan kejanggalan. Awalnya, Esco disebut meninggal karena gantung diri, namun hasil penyidikan mengubah arah, dengan istrinya, Briptu Rizka, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.

Jasad Esco ditemukan pada 24 Agustus 2025 di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung, Lombok Barat. Kasus ini menimbulkan berbagai pertanyaan terkait motif dan kondisi jasad korban.

Kesaksian Ayah Korban
Ayah Esco, Samsul Herawadi, menekankan luka di tubuh anaknya bukanlah luka biasa. Menurutnya, beberapa organ tubuh hilang, bukan hanya luka permukaan. "Namanya luka itu bekas cuma tidak hilang. Ini hilang organ tubuh, bukan luka," ungkap Samsul. Ia menambahkan, kondisi jasad saat otopsi membuatnya lemas dan tidak sanggup melihat lebih lama.

Dugaan Perselingkuhan dan Bantahan
Isu perselingkuhan sempat muncul sebagai dugaan pemicu keretakan rumah tangga Esco dan Rizka. Namun pengacara Rizka, Syarifuddin, membantahnya. “Tidak benar kalau dibilang ada perselingkuhan. Itu hanya gosip liar yang sama sekali tidak terbukti. Biarlah fakta di pengadilan yang berbicara,” tegasnya.

Hasil Otopsi Polisi
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, menyampaikan bahwa otopsi menunjukkan tanda kekerasan di bagian leher. Ia menegaskan penyidikan masih berjalan untuk mengumpulkan bukti tambahan, namun detail lebih lanjut belum diungkap.

Misteri yang Belum Terjawab
Meski Briptu Rizka telah ditetapkan sebagai tersangka, keluarga korban menilai masih banyak kejanggalan. Kondisi jasad yang rusak parah, dugaan hilangnya organ tubuh, serta latar belakang rumah tangga Esco menjadi pertanyaan besar.

Kasus ini akan berlanjut ke pengadilan, dan publik kini menanti persidangan sebagai jalur utama mengungkap kebenaran di balik kematian Brigadir Esco Faska.