Produksi Tembaga dan Emas Freeport Berpotensi Anjlok 35 Persen pada 2026

Foto: Situasi terkini penyelamatan 7 karyawan di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave Freeport Indonesia. Dok: PTFI--

 

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Freeport-McMoRan Inc. (FCX), perusahaan tambang asal Amerika Serikat, memperkirakan produksi tembaga dan emas dari tambang bawah tanah Grasberg di Tembagapura, Papua Tengah, pada 2026 akan lebih rendah hingga 35 persen dibandingkan proyeksi awal. Penurunan ini disebabkan insiden longsoran lumpur basah yang melanda tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025.

 

Sebelum insiden, produksi 2026 diproyeksikan mendekati 1,7 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas. Namun, dampak longsor membuat target tersebut sulit tercapai. FCX menyebut pemulihan tambang akan berlangsung bertahap, bergantung pada proses perbaikan infrastruktur serta restart produksi di blok-blok tambang yang terdampak.

 

Insiden GBC Ganggu Separuh Cadangan

 

Tambang GBC memiliki porsi strategis karena mewakili 50 persen dari cadangan terbukti dan mungkin PT Freeport Indonesia (PTFI) per 31 Desember 2024. Kontribusinya diperkirakan mencapai 70 persen dari total produksi tembaga dan emas PTFI hingga 2029. Insiden longsor yang terjadi di blok PB1C tidak hanya merusak area tersebut, tetapi juga infrastruktur pendukung blok lainnya.

 

Penilaian awal perusahaan menunjukkan produksi kuartal IV 2025 hingga sepanjang 2026 akan terhambat signifikan. Tingkat operasi pra-insiden baru diperkirakan dapat dicapai pada 2027.

 

Strategi Pemulihan

 

PTFI menargetkan pemulihan bertahap dengan mengoperasikan kembali tambang Big Gossan dan Deep MLZ pada pertengahan kuartal IV 2025. Untuk tambang GBC, blok PB2 dan PB3 diproyeksikan mulai pulih pada paruh pertama 2026, disusul PB1S pada paruh kedua 2026. Sementara blok PB1C, lokasi awal longsor, diperkirakan baru aktif kembali pada 2027.

 

Manajemen PTFI menyatakan akan mengoptimalkan rencana produksi dan meninjau ulang proyek modal, memprioritaskan sumber daya bagi pemulihan operasi yang aman.

 

Korban Jiwa

 

Selain kerugian produksi, insiden ini juga menelan korban jiwa. Dari tujuh pekerja kontraktor yang terjebak, dua telah ditemukan meninggal dunia pada 20 September 2025. Operasi penyelamatan dan evaluasi dampak masih berlangsung hingga kini.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan