Satelit Nusantara Lima Resmi Mengorbit, Indonesia Perkuat Pemerataan Digital

Satelit Nusantara Lima (N5) berhasil meluncur dari Cape Canaveral, Amerika Serikat (AS) pada Kamis (119) waktu setempat usai dua kali mengalami penundaan. Foto Tangkapan layar komdigi.go.id--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Indonesia menorehkan sejarah baru di bidang teknologi luar angkasa. Satelit Nusantara Lima (N5) berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, pada Kamis (11/9) waktu setempat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX. Keberhasilan ini datang setelah sebelumnya dua kali mengalami penundaan akibat cuaca ekstrem.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa N5 dirancang untuk menjawab kebutuhan rakyat, bukan sekadar pencapaian teknologi. Menurutnya, satelit ini menjadi simbol pemerataan akses digital, di mana manfaat internet cepat dapat dinikmati masyarakat di seluruh pelosok negeri tanpa terkecuali. Ia mencontohkan, akses pendidikan di Maluku dan Papua akan setara dengan di kota besar, pasien di pulau terpencil bisa memperoleh layanan telemedis, dan pelaku UMKM di desa dapat berkompetisi di pasar global.
Peluncuran N5 sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian serta kedaulatan teknologi nasional. Transformasi digital diposisikan sebagai program strategis agar manfaat pembangunan dapat dirasakan lebih merata.
Satelit N5 hadir dengan kapasitas 160 Gbps, menjadikannya satelit komunikasi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Satelit ini akan menempati slot orbit strategis 113° Bujur Timur, posisi yang dikenal sebagai golden spot karena mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan timur yang selama ini kerap menghadapi kesenjangan konektivitas.
Dengan jangkauan tersebut, satelit N5 diperkirakan akan memberi dampak besar dalam mendorong layanan publik berbasis digital. Pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan daring, pengembangan UMKM digital, hingga hiburan dan informasi di daerah terpencil dapat diakses lebih mudah.
N5 dimiliki oleh PT Satelit Nusantara Lima (SNL), anak usaha PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN). Pengembangannya melibatkan kerja sama global bersama Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX. Meski menggandeng mitra internasional, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital memastikan aspek kedaulatan tetap terjaga, mulai dari registrasi orbit hingga pengelolaan operasional.
Kehadiran satelit ini menandai kelanjutan tradisi panjang Indonesia dalam pemanfaatan teknologi satelit. Sejak Palapa A1 yang mengorbit pada 1976, lalu Nusantara Satu pada 2019, hingga SATRIA-1 pada 2023, kini N5 menjadi tonggak baru yang memperkuat posisi Indonesia di kancah Asia Pasifik.
Dengan kehadiran N5, Indonesia tidak lagi sekadar menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pengelola yang menghadirkan manfaat langsung bagi rakyat. Pemerataan akses digital menjadi inti dari misi satelit ini, memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terfokus di pusat kota, melainkan benar-benar menjangkau hingga pelosok negeri.
Ke depan, keberhasilan N5 diproyeksikan memperkokoh Indonesia sebagai pusat konektivitas digital di kawasan, sekaligus meletakkan fondasi bagi kemandirian teknologi komunikasi satelit yang berkelanjutan.(*/edi)