PKBI Gelar Explore Bhumi Khopi, Pesona Pelosok Negeri Lampung Barat

PKBI Cabang Lampung Barat menggelar “Explore Bhumi Khopi, Pesona Pelosok Negeri Lampung Barat”. Foto dok--

BALIKBUKIT - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Cabang Lampung Barat menggelar “Explore Bhumi Khopi, Pesona Pelosok Negeri Lampung Barat” pada Sabtu (27/9/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SDN 3 Kota Besi, Kecamatan Batu Brak tersebut diikuti oleh seluruh siswa SMPN Satu Batu Brak dan Kelas V dan VI SDN 3 Kota Besi yang keseluruhannya berjumlah 85 siswa. 

Hadir pada kegiatan tersebut, Kasi Kurikulum Pendidikan Dasar dan Penilaian Disdikbud Panji Asmara, S.Pd., Kepala Sekolah SMPN Satu Atap Batu Brak Siti Zuhro, M.Pd., Kepala SDN 3 Kota Besi Rizman, S.Pd., Babinsa daerah teritorial Pekon Kotabesi, Sertu Dwi Kristiawan, dan Koordinator Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana, M. Sanusi. Adapun tiga narasumber dalam kegiatan ini, Drs. Tono Suparman (Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja), Candra Gunawan, S.Kom. (Kesehatan Reproduksi Remaja), dan Drs. Sandarsyah (NAPZA/Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif)

Wakil Ketua PKBI Drs. Sandarsyah mendampingi Ketua PKBI Cabang Lampung Barat Drs. Tono Suparman mengungkapkan, kegiatan “Explore Bhumi Khopi, Pesona Pelosok Negeri Lampung Barat” yang terdiri dari dua kegiatan yang berupa jalan sehat sejauh 4 Km melintasi kebun kopi sebagai wujud pesona pelosok negeri yang ada di Lampung Barat, lalu dilanjutkan dengan Orientasi Dasar Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, prilaku, dan keterampilan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) remaja mengenai HKSR. “Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah mengetahui dan memahami konsep dasar HKSR, serta mempraktekkan dan menyebar luaskan kepada teman sebaya di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya,” kata dia.

Seperti diketahui kelompok usia remaja merupakan aset atau modal utama sumberdaya manusia bagi pembangunan di masa depan. Remaja yang berkualitas akan memegang peranan penting dalam mencapai kelangsungan serta keberhasilan pembangunan.

Dalam perkembangannya remaja harus beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis yang dialami. Dalam upaya mencari identitas diri, remaja beresiko untuk terlibat pada prilaku yang membahayakan kesehatan dan masa depannya. Derasnya arus globalisasi yang melanda berbagai sektor dan sendi kehidupan, serta tuntutan pada remaja dan kaum muda untuk memperpanjang masa absentia untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik, maka meningkat pula permasalahan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja (KSRR) yang terjadi.

Masih kata dia, masalah KSRR akan berdampak bukan hanya fisik, tetapi juga pada psikis maupun kehidupan sosial dari remaja dan kaum muda. Masalah yang umum terjadi di kalangan kaum muda ini mencakup kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit akibat hubungan seksual seperti HIV dan AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS) dan aborsi, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya. Apabila masalah ini tidak ditanggulangi dengan sebaik-baiknya, bukannya hanya menyebabkan masa depan remaja yang suram, akan tetapi juga dapat menghancurkan masa depan bangsa.

Lebih jauh dia mengatakan, salah satu penyebab masalah KSRR adalah kurangnya pengetahuan yang benar, karena pada dasarnya remaja dalam masa ingin tahu, namun kenyataannya tidak mendapatkan informasi yang jelas, benar dan tepat mengenai informasi hak seksual dan reproduksi serta tidak mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi remaja. Upaya yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan dan hak remaja untuk mendapatkan pengetahuan hak kesehatan seksual dan reproduksi serta meningkatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi remaja.

Pada sesi materi NAPZA juga disinggung prilaku menyimpang ‘Ngelem’ dan ‘Ngomix’ yang dilakukan oleh sebagian kecil anak dan remaja. 

Dijelaskannya, Ngelem atau Glue Sniffing adalah kebiasaan seseorang untuk menghirup atau mencium berbagai bahan yang mengandung bahan pelarut yang mudah menguap (inhalan), seperti lem, tip-ex, bensin, dan sebagainya.

Lem yang terhirup tersebut telah terbukti mengandung Lysergik Acid Diethylamide (LSD). LSD termasuk dalam salah satu jenis narkotika yang dapat memicu peningkatan jumlah serotonin serta dopamin dalam tubuh sehingga menimbulkan efek halusinasi. Beberapa orang yang suka Ngelem mengaku bahwa kegiatan ini bisa memberikan efek euphoria atau kebahagiaan.

Adapun efek buruk dari Ngelem adalah gangguan pernapasan, kerusakan otak, gagal ginjal, dan aritmia. Akan halnya ‘Ngomik’, Dektrometorfan yang terkandung dalam komix jika digunakan dalam dosis yang berlebihan memiliki efek mirip dengan penggunaan ketamin. Efek yang ditimbulkan yaitu kebingungan, keadaan seperti mimpi, rasa kehilangan identitas pribadi, gangguan bicara dan pergerakan, disorientasi, mengantuk, depresi pernapasan, sesak napas, detak jantung tidak teratur (aritmia), mulut kering, gangguan pencernaan, retensi urine serta masalah hati dan ginjal.

“Ada 10 point Hak Kesehatan Seksual Remaja (HKSR) yaitu Kesetaraan, Berpartisipasi, Hidup Merdeka, Privasi, dan Otonomi Pribadi. Lalu, Berpikir Bebas, Sehat, Berdikari, Menikah, serta Bertanggung Jawab dan Ganti Rugi,” pungkas Sandarsyah. (lusiana)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan