*Tingkatkan Layanan Wisata, Dinas Pariwisata Pesbar Rutin Gelar Kursus Bahasa Inggris

Dinas Pariwisata Pesisir Barat memberikan pembelajaran atau kursus bahas Inggris terhadap seluruh staf dinas setempat. Foto _ dok.--

PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pariwisata. Melalui Dinas Pariwisata, program pembelajaran bahasa Inggris secara rutin digelar dengan melibatkan seluruh staf dan pegawai, yang dipusatkan di kantor Dinas Pariwisata setempat. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat pelayanan kepada wisatawan, khususnya turis mancanegara yang semakin banyak berkunjung ke Pesbar.

Kepala Dinas Pariwisata Pesbar, Dr. I Nyoman Setiawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Inggris ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan program berkelanjutan yang sudah terjadwal secara rutin. Kegiatan ini dilaksanakan dua kali pertemuan dalam seminggu, yakni setiap Selasa dan Kamis. 

“Kami berharap dengan dilaksanakan kegiatan ini secara rutin, seluruh staf dapat konsisten mengikuti agar benar-benar terbiasa menggunakan bahasa Inggris dalam pelayanan,” katanya, Kamis, 2 Oktober 2025.

Menurut Nyoman, penguasaan bahasa Inggris kini menjadi kebutuhan penting bagi aparatur yang berkecimpung di sektor pariwisata. Sebab, tidak sedikit destinasi wisata di Pesbar yang telah menjadi daya tarik bagi wisatawan asing. Keindahan pantai, kekayaan laut, dan budaya lokal membuat daerah ini semakin dilirik, sehingga komunikasi lintas bahasa menjadi tantangan yang harus dijawab.

“Minimal semua staf pegawai di lingkungan Dinas Pariwisata Pesbar ini bisa berbahasa Inggris dalam pelayanan. Terlebih, wisata di Pesbar ini juga banyak dikunjungi warga negara asing (WNA),” jelasnya.

Dikatakannya, hambatan komunikasi sering kali mengurangi kualitas pelayanan. Karena itu, kemampuan berbahasa Inggris harus terus ditingkatkan agar pegawai dapat memberikan informasi pariwisata dengan baik, akurat, dan ramah. Bahasa Inggris sangat penting terutama ketika memberikan pelayanan bagi wisatawan mancanegara.

“Jika staf tidak mampu berkomunikasi dengan baik, tentu menjadi kendala dalam upaya mempromosikan destinasi daerah,” katanya.

Masih kata Nyoman, dalam proses belajar, metode yang diterapkan lebih menekankan pada praktik percakapan sehari-hari. Staf didorong untuk memahami kalimat dasar, menjawab pertanyaan umum, hingga menyampaikan informasi pariwisata secara singkat dalam bahasa Inggris. Dengan pola pembelajaran intensif dua kali sepekan, para pegawai diharapkan lebih cepat terbiasa menggunakan bahasa asing tersebut.

“Dengan adanya pembelajaran ini, semua staf dinas pariwisata secara bertahap ke depan sudah bisa menguasai bahasa Inggris. Setidaknya mereka mampu memahami bahkan menggunakan bahasa Inggris dalam pelayanan,” pungkasnya.(yayan) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan