Harga Komoditas Perkebunan di Lambar Fluktuatif, Kopi Masih Jadi Unggulan

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Yudha Setiawan. - Foto Lusiana--

BALIKBUKIT – Harga sejumlah komoditas perkebunan di Kabupaten Lampung Barat pada awal Oktober 2025 terpantau mengalami fluktuasi, meskipun secara umum masih tergolong stabil. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat, Yudha Setiawan, pada Selasa (7/10/2025).

Menurut Yudha, harga komoditas dapat berubah tergantung musim, permintaan pasar, dan kualitas hasil panen. Berdasarkan pantauan pihaknya ke sejumlah petani dan pengepul, berikut ini adalah harga rata rata beberapa komoditas utama yaitu kopi biji kering Rp58.366/kg, kakao biji keringRp87.393/kg, lada Rp66.071/kg dan gula merah (aren) Rp25.000/kg.

“Sejumlah komoditas mengalami pergerakan harga, tapi itu masih dalam kategori wajar. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita menjaga kualitas produk supaya harga tetap kompetitif,” ujar Yudha.

 

Menurut dia, dari seluruh komoditas, kopi masih menjadi komoditas unggulan di Lampung Barat. Dengan mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani kopi, sektor ini menjadi andalan ekonomi masyarakat setempat.

Yudha berharap harga kopi bisa terus meningkat, seiring dengan peningkatan kualitas hasil panen. Ia mengingatkan agar petani tetap memperhatikan standar pascapanen, seperti petik merah, kadar air, dan proses penjemuran yang tidak langsung menyentuh tanah.

“Kami imbau agar petani menggunakan terpal saat menjemur kopi. Hal-hal teknis seperti ini bisa berdampak pada harga jual,” jelasnya.

Selain kopi, komoditas seperti kakao, aren, dan lada juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun, tantangan terbesar masih terletak pada konsistensi kualitas hasil panen.

Disbunnak pun mendorong petani untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan, serta membuka peluang kemitraan dengan pelaku usaha agar hasil panen dapat terserap dengan harga layak. “Kami terus mendorong kemitraan dan akses pasar yang lebih luas, agar petani tidak tergantung pada pengepul saja,” tambah Yudha.

Meskipun harga komoditas mengalami naik-turun, sektor perkebunan di Lampung Barat dinilai tetap stabil. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan kesadaran petani dalam menjaga kualitas, diharapkan ke depan kesejahteraan petani semakin meningkat. (lusiana) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan