BMKG: Suhu Global Bisa Naik 3,5 Derajat, Cuaca Ekstrem Jadi Kenormalan Baru

Ilustrasi Peningkatan suhu. Foto AFP--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO– Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan bahwa laju kenaikan suhu global bisa mencapai 3,5 derajat Celcius pada skenario terburuk. Kondisi ini akan membuat cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan menjadi kenormalan baru di masa depan.

"Apabila kita gagal mengendalikan laju kenaikan suhu—ini skenario terburuk—kenaikan suhu permukaan bisa melompat menjadi 3,5 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan masa 200 tahun lalu, di tahun 2100," ujar Dwikorita dalam acara Insight with Desi Anwar di CNN Indonesia, Minggu (5/10).

Dwikorita menegaskan bahwa kondisi tersebut jauh melampaui target Kesepakatan Paris (Paris Agreement) yang menargetkan pemanasan global tidak lebih dari 2 derajat Celcius, dan idealnya hanya 1,5 derajat Celcius.

Curah Hujan Ekstrem di Utara, Kekeringan di Selatan

BMKG memproyeksikan dampak dari skenario terburuk tersebut akan sangat kontras di wilayah Indonesia. Wilayah utara dan tengah Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan lebih dari 20 persen dibandingkan rata-rata 30 tahun terakhir, sementara wilayah selatan akan mengalami penurunan curah hujan dan menjadi lebih kering.

"Curah hujan ekstrem akan semakin sering, intensitasnya melompat, dan durasinya semakin panjang," ucap Dwikorita.

Ia menambahkan, kondisi ekstrem tersebut akan menjadi bagian dari "kenormalan baru" jika dunia gagal menekan emisi karbon dan mengendalikan pemanasan global.

Peningkatan Suhu Sudah Terjadi

Dwikorita juga mengingatkan bahwa tren peningkatan suhu sudah nyata. Pada Maret 2024, BMKG mencatat kenaikan suhu global mencapai 1,55 derajat Celcius dibandingkan masa pra-industri.

Sejak 1980, peningkatan suhu tercatat berlangsung semakin cepat, dan dekade terakhir menjadi periode terpanas dalam sejarah modern. Tahun 2023 disebut sebagai tahun El Nino, sedangkan 2024 merupakan masa transisi menuju La Nina—dua fenomena yang meningkatkan risiko kekeringan dan banjir di berbagai wilayah dunia, termasuk Indonesia.

Dwikorita menegaskan pentingnya aksi global untuk mencegah lonjakan suhu ini. “Seluruh dunia harus berupaya agar skenario terburuk ini tidak terjadi,” tutupnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan