Dewan Kesenian Pesisir Barat Gelar “Ngawol Balak”, Upaya Hidupkan Seni dan Budaya di Negeri Para Sai Batin

07032024--

NGARAS - Sebagai salah satu upaya untuk menggali dan menghidupkan gairah kesenian di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) yang berjuluk Negeri Para Sai Batin dan Ulama. Dewan Kesenian Kabupaten setempat, Selasa 5 Maret 2024, kemarin. Melaksanakan kegiatan “Ngawol Balak” yang di pusatkan di Kecamatan Ngaras.

Seperti diketahui bahwa, Ngawol dalam bahasa Lampung adalah mengundang orang untuk datang kesuatu acara, dan Balak berarti besar. Ngawol Balak biasanya dilakukan setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri secara bergantian dari satu Pekon ke Pekon lainnya yang berlangsung 1-10 Syawal. Selain itu, Ngawol Balak juga biasanya untuk suatu acara lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Pesisir Barat.

Selain Ngawol Balak, juga ada Ngawol Masjid, Ngawol Muli Mekhanai dan sebagainya yang sebagai salah satu tradisi masyarakat di Negeri Para Sai Batin dan Ulama tersebut. Sehingga, semua tradisi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Pesbar itu harus benar-benar dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pesbar, Hj.Septi Istiqlal, mengatakan, Kabupaten Pesbar merupakan Kabupaten yang memiliki keberagaman tradisi seni dan budaya yang menjadi sebuah nilai estetika yang cukup membanggakan bagi masyarakat di Kabupaten setempat. Sehingga, semua tradisi seni dan budaya yang ada dimasyarakat itu harus dipertahankan dan dilestarikan. Karena itu, kehadiran Dewan Kesenian di Kabupaten ini tentunya sebagai sarana untuk membina dan melestarikan potensi seni dan budaya daerah.

“Dengan harapan seni dan budaya di Pesbar ini bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan, serta terus memasyarakat di Negeri Para Sai Batin dan Ulama ini,” kata Septi Istiqlal.

Dijelaskannya, kegiatan Ngawol Balak yang mengusung tema Spirit of Sekhukunan Seandanan, yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Ngaras ini salah satunya sebagai upaya menggali dan menghidupkan gairah kesenian yang ada di Kabupaten Pesbar ini. Dengan begitu kedepan masyarakat bisa terus mempertahankan dan melestarikan tradisi seni dan budaya tersebut, maupun tradisi lainnya.

“Karena semua tradisi seni dan budaya yang ada di Pesbar ini harus tetap terjaga, jangan sampai punah. Karena itu hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Pesbar, Agus Istiqlal, menyampaikan bahwa, Kabupaten Pesbar ini merupakan Kabupaten termuda di Provinsi Lampung yang berjuluk Negeri Para Sai Batin dan Ulama. Tentunya, julukan tersebut sarat dengan makna tradisi seni dan budaya yang melekat didalamnya. Diwilayah Kbaupaten Pesbar saat ini juga sudah terdiri keberagaman suku sebagai penyangga budaya yang ada. Artinya, bukan hanya suku Lampung saja yang memang pribumi di Pesbar ini.

“Namun saat ini juga sudah terdapat suku Jawa, Sunda, Bali, Minang, Batak dan suku lainnya yang memang tinggal di Pesbar dan tentu memiliki nilai dan karakter masing-masing, bahkan memiliki potensi dibidang seni dan budaya sendiri,” jelasnya.

Dikatakannya, kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Ngaras yakni kegiatan Ngawol Balak, ini merupakan reperesentasi dari pentas kebudayaan Dewan Kesenian Pesbar yang telah dijalankan beberapa tahun terakhir dan memang merupakan upaya untuk menampilkan potensi budaya yang tersebar di Pesbar. Tentunya, langkah ini untuk mengangkat kesenian khas, baik kesenian yang ada di Pesbar maupun kesenian pada masyarakat dari suku lainnya yang sudah menetap di Pesbar untuk diperkenalkan ke masyarakat.

“Sehingga secara tidak langsung kita dapat memasyarakatkan kesenian sekaligus mengangkat nilai-nilai estetika seni yang berasal dari berbagai macam daerah di Kabupaten Pesbar,” pungkasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan