Produksi Kopi Turun, Ini Penjelasan Disbunnak
1711--
BALIKBUKIT - Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Lampung Barat, terjadi penurunan produksi kopi di kabupaten setempat tahun anggaran 2023.
Kabid Perkebunan pada Disbunnak Lampung Barat Sumarlin mengatakan, meski telah diketahui tahun 2023 ini dipastikan produksi kopi di Lampung Barat menurun namun angka belum bisa ditentukan karena tahun 2023 masih berjalan.
“Sedangkan pada tahun 2022 produksi kopi di Lampung Barat itu mencapai 56.054 ton dengan rata-rata produksi 1.123 kg per hektar. Kemudian untuk tahun 2021, produksi kopi di Lampung Barat juga mencapai sebanyak 54.563 ton atau rata-rata 1.093 kg per hektar,” ungkapnya.
Dijelaskan, Lampung Barat memiliki lahan kopi seluas 54.104 hektar, namun yang menghasilkan hanya seluas 49.563 hektar. Idealnya dalam satu batang kopi bisa menghasilkan sebanyak satu kg kopi. Sedangkan untuk satu hektar bisa ditanami sekitar 2.000-2.500 batang kopi.
Kendati mengalami penurunan produksi, menurut Sumarlin, turunnya produksi kopi di Lampung Barat ini tidak terlalu berdampak terhadap perekonomian warga. Sebab menurutnya, harga kopi khususnya di Lampung Barat pada tahun 2023 ini cukup menjanjikan.
“Selain itu, petani kita juga saat ini sudah cukup pintar. Karena langka banyak yang menyetok di gudang. Jadi mereka pasarkannya itu sedikit demi sedikit. Karena walaupun harga naik tapi tahun ini kopi cukup langka,” terusnya.
Sumarlin mengungkapkan, harga kopi di Lampung Barat saat ini masih stabil berada di harga Rp 35-38 ribu per kg. “Namun itu untuk produk kopi asalan, untuk yang premium, petik merah ke atasnya pasti akan lebih mahal lagi,” kata dia.
“Kenaikan harga kopi tahun ini juga merupakan kenaikan tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk produksi kopi yang basis atau grade a harganya sudah menyentuh angka Rp41 ribu per kg saat ini. Bahkan untuk kopi yang premium atau petik merah, harganya bisa mencapai Rp 45 ribu lebih, lebih tinggi lagi jika sudah mempunyai pasar sendiri,” kata dia.
Terkait kondisi dan kualitas kopi, dirinya menyebut El Nino tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas kopi. Hanya saja ada beberapa kebun petani di wilayah Lampung Barat yang tanaman kopinya mengalami kerontokkan pada daunnya akibat panas.
“Tapi cuaca panas begini bagus untuk tanaman kopi. Kalau ada tanaman-tanaman kopi yang mati kekeringan pasti itu dikarenakan faktor lain seperti penyakit. Yang harus diwaspadai terhadap kekeringan ini hanyalah kutu putih itu saja. Karena itu yang berbahaya saat musim kemarau seperti ini,” pungkasnya. (nopri/lusiana)