Soal Polemik Harga Jual Gas Elpiji, Pemkab Janji Turun Lapangan

Ilustrasi LPG --

BALIKBUKIT – Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah (Stdakab) Lampung Barat segera menindaklanjuti fenomena kenaikan harga  Liqud Petroleum Gas (LPG/Elpiji) 3 kilogram (Kg) yang tembus mencapai Rp35 ribu pertabung di tingkat pengecer alias warung yang terjadi di wilayah Kecamatan Sekincau dan Way Tenong.

Kepala Bagian Sumberdaya Alam (SDA) Setdakab Lambar Bernaria, S.Sos., M.M., mengaku baru mengetahui informasi tersebut, dan menyikapi adanya kenaikan harga elpiji yang jauh dari ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) tersebut pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak PT Pertamina sekaligus melakukan korscek kelapangan.

“Harga itu jelas sangat jauh dari ketentuan HET, nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak PT Pertamina sekaligus lapor ke pak asisten II dulu, mungkin nanti kita akan turun melakukan kroscek,” ujar Bernaria, Rabu 31 Juli 2024.

Karena pada dasarnya, kata Bernaria, elpiji 3 kg merupakan program subsidi pemerintah yang khusus diperuntukan bagi warga miskin dengan ketentuan HET yang telah diatur di setiap wilayahnya.

“Di Lambar sudah ada ketentuan HET yang berlaku untuk di tingkat pangkalan dan setiap wilayah nilainya berbeda-beda seperti misalnya di Kecamatan Way Tenong HET di pangkalan Rp19.500 pertabung dan di Kecamatan Sekincau Rp20 ribu pertabung,” jelasnya.

Dengan adanya ketentuan HET tersebut, pihaknya mengimbau agar pangkalan maupun pengecer dapat mengikuti ketentuan HET sehingga tidak merugikan masyarakat.

Diketahui, sebelumnya, Harga jual elpiji subsidi pemerintah ukuran tiga kilogram di Kecamatan Sekincau dan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat yang mengalami kenaikan jauh diatas HET kondisi itu dikeluhkan masyarakat. 

Sebagaimana diungkapkan beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT) di wilayah itu, baik di Kecamatan Sekincau maupun di Way Tenong, telah cukup lama berlangsung harga Elpiji ukuran 3 kilogram mengalami lonjakan yang signifikan.

"Kami tidak tahu sekarang ini kok harga Elpiji di warung pengecer cukup tinggi Rp30.000 sampai 35.000 pertabung, selain daripada itu kami juga sulit untuk mendapatkan," ungkap ibu rumah tangga, yang enggan namanya ditulis. 

Terusnya, meski sekarang ini harga jual tabung elpiji 3 kilogram terbilang ringan walaupun di atas Rp30.000 bagi yang memiliki usaha perkebunan kopi, lantaran harga jual biji kopi kering Rp60.000 lebih.

"Kalau kenaikan ini faktor tingginya harga jual kopi, tentu tidak semua masyarakat Lampung Barat ini memiliki usaha tersebut. Oleh sebab itu kami meminta kepada pemerintah jangan hanya berdiam diri melainkan dapat memperhatikan kondisi masyarakat," pinta warga. 

Saat dikonfirmasi beberapa warung pengecer yang juga minta dirahasiakan identitasnya, terjadinya lonjakan kenaikan tersebut karena stok jatah dari agen resmi mengalami pengurangan. 

"Jika sebelumnya seperti warung saya ini mendapat 100 tabung setiap kali pengiriman tapi saat ini hanya 50 tabung, kondisi ini tentu memicu terjadinya kenaikan harga di konsumen karena bersaing untuk mendapatkan meskipun harganya naik," ungkapnya. 

Atas kejadian kenaikan tersebut masyarakat meminta Pemkab Lambar atau petugas perkompeten lainnya melakukan tindakan nyata dalam rangka menormalkan kembali harga jual sesuai dengan peraturan pemerintah. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan