Mengapa negara-negara Arab ini memilih netral ketika Iran-Israel perang?

Rabu 09 Oct 2024 - 17:05 WIB
Reporter : Adi Pabara
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Negara di Teluk Arab menyatakan netral ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat usai Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel pada akhir pekan yang lalu.
Negara yang memang tergabung Dewan Kerja Sama Negara Teluk Arab (Gulf Cooperation Council/GCC) melontarkan sikap mereka dalam pertemuan di Doha, Qatar pada Jumat (4/10).
Israel berulang kali menyatakan akan membalas serangan pada Iran. Beberapa menduga mereka bakal menggempur situs nuklir serta kilang minyak Teheran.
Mengapa negara-negara Arab ini memilih netral ketika Iran-Israel perang?
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofi'i mengurai pandangan dia soal sikap negara Arab.
"Sikap negara di teluk yang netral bukan sesuatu yang mengejutkan karena negara teluk dalam beberapa kesempatan berupaya agar menghindari konfrontasi militer secara langsung dengan Israel," kata Sya'roni,Negara Teluk terdiri dari Bahrain,Oman, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, serta Uni Emirat Arab (UEA).
Semua negara itu memiliki hubungan yang memang dekat dengan sekutu Israel yaitu Amerika Serikat.
AS sementara itu menjadikan Iran sebagai musuh mereka serta menyerukan dunia melakukan hal serupa.
Kecuali Saudi, kelima anggota GCC itu memiliki hubungan kepada Israel entah diplomatik atau sekedar hubungan dagang.
Sya'roni melihat tujuan negara di Arab memilih netral untuk "mencegah eskalasi" di bagian Timur Tengah.
Negara teluk terlihat punya keyakinan bahwa terlibat konflik militer dengan Israel akan membawa dampak serius bagi ekonomi serta sektor lain, ungkap dia.
 Sya'roni menduga faktor lainnya sikap negara Arab ketika itu adalah opsi yang paling rasional.
Jika negara di Arab memilih salah satu pihak, lanjut dia, maka ada potensi menjadi target serangan terutama di kilang minyak.
Iran itu juga bersumpah kemungkinan akan menyerang kilang minyak negara Teluk jika mereka akan membantu Israel
"Mereka saya kira sangat khawatir tentang keamanan energi. Konflik berkepanjangan antara Israel-Iran  akan menghambat suplai minyak,"katanya
Pecah dukungan ke Palestina?
Pengamat HI dari kampus yang sama Yon Machmudi mengatakan sikap negara di Arab menunjukkan perpecahan dukungan kepada Palestina di Timur Tengah it
Menurut Yon banyak pihak melihat bahwa konflik Iran dan Israel akan membelah dukungan kepada Palestina Karena biar bagaimanapun Iran mendukung Palestina, ujar dia.
Yon lalu berkata, "Sehingga secara langsung ini menunjukkan keengganan secara serius negara-negara Arab mendukung Palestina karena di situ ada Iran.
Iran selama ini memang lantang mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Mereka bahkan sempat menyerukan embargo serta sanksi ke Israel ketika pasukan Zionis meluncurkan invasi kepada Gaza.
Iran kerap mengklaim tindakan mereka selama ini terkait Israel berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan pada Palestina. Akan tetapi, negara di Arab tidak bersahabat dengan Iran karena dinilai terlalu konfrontatif.
Di luar dukungan Iran ke Palestina, sejumlah pihak menduga jika Israel melakukan serangan balasan akan ada serangan lanjutan dari Iran.
Iran ini sebelumnya sudah mewanti agar Israel tidak melakukan serangan balasan. Jika mereka abai, IRGC akan menggempur Negeri Zionis dengan cara yang lebih menghancurkan begitu juga mematikan.
Para pengamat menilai eskalasi semacam itu bisa memicu perang ping-pong rudal dan merugikan kedua pihak.
Beberapa pengamat lain menilai perang Iran-Israel justru memperkeruh upaya komunitas internasional untuk menyelesaikan konflik di bagian Palestina.(*)

Kategori :