Radarlambar.Bacakoran.co - Mengutip dari situs BMKG, penyebab dan proses terjadinya hujan Es karena dipicu adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal hingga regional yang signifikan.
Kejadian Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus dengan dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya labilitas udara signifikan terhadap sistem awan yang dapat membentuk butiran es dengan ukuran yang lumayan besar.
Dimana proses terjadi hujan es disebabkan karena awan Cumulonimbus terbentuk karena proses strong updraft dan downdraft, dan proses lower freezing level dengan tiga partikel seperti butir air, butir air super dingin, dan partikel
Awan Cumulonimbus bisa terbentuk oleh proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat atau di sebut strong updraft dan downdraft.
Dimana strong updraft membawa uap air naik hingga suhu udara menjadi sangat dingin dan uap air membeku menjadi partikel es.
Yang kedua awan Cumulonimbus juga dapat terbentuk sebab adanya lapisan tingkat pembekuan yang lebih rendah dari ketinggian normalnya atau di sebut ower freezing level.
Yang merupakan lapisan pada ketinggian tertentu di permukaan bumi suhu udaranya bernilai nol derajat celcius sehingga butiran air membeku menjadi partikel es.
Di negara Indonesia umumnya lapisan tingkat pembekuan di kisaran ketinggian antara Empat hingga Lima Kilometer di atas permukaan laut. Sehingga terjadi hujan es yang diprediksi durasi berlangsung 30 menit hingga satu jam sebelum kejadian. (*)