BMKG: Siklon Tropis Mulai Aktif, Waspadai Hujan Sangat Lebat dan Angin Kencang

Ilustrasi. Siklon Tropis Fengshen masuk wilayah Indonesia. Earthdata NASA--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa aktivitas siklon tropis di wilayah selatan Indonesia mulai meningkat pada November 2025, yang berpotensi memicu hujan sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi sistem tekanan rendah di Samudra Hindia yang dapat memperburuk kondisi cuaca ekstrem.

Dalam perkiraannya, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, dan berpotensi meningkat menjadi hujan sedang hingga sangat lebat di sejumlah daerah.

Daerah yang perlu mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat antara lain Aceh, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Sementara itu, hujan sangat lebat diperkirakan terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Papua, dan dapat meluas ke Maluku Utara dan sebagian wilayah Sulawesi.

Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama BNPB telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di sejumlah wilayah rawan bencana seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
OMC di Jawa Tengah telah dilakukan sejak 25 Oktober dengan 41 sortie penerbangan, sementara di wilayah Jawa bagian barat sejak 23 Oktober dengan 29 sortie, yang diklaim berhasil menurunkan curah hujan ekstrem.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa fenomena pendinginan suhu muka laut di Samudra Pasifik telah melewati ambang batas La Nina lemah. Meski demikian, dampaknya terhadap curah hujan di Indonesia diprediksi tidak signifikan.

“Curah hujan pada November-Desember 2025 hingga Februari 2026 diperkirakan tetap pada kategori normal,” ujar Guswanto, Sabtu (1/11).

Selain La Nina, peningkatan potensi hujan juga dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut hangat di perairan Indonesia, yang meningkatkan pembentukan awan hujan.

 

BMKG menegaskan bahwa kombinasi antara fenomena atmosfer aktif dan munculnya siklon tropis dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan gelombang tinggi.
Masyarakat diminta tetap siaga dan memantau pembaruan peringatan cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi potensi dampak cuaca ekstrem dalam beberapa pekan mendatang.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan