WAYTENONG - Nampaknya tahun 2024 ini belum ada tanda-tanda adanya tindakan nyata untuk menangani masalah longsor yang mengancam permukiman warga di Pekon Mutaralam, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Padahal, bencana ini telah terjadi sejak tahun 2021.
Memasuki penghujung tahun 2024, kekhawatiran warga semakin meningkat, terutama karena longsor bertambah parah seiring dengan datangnya musim hujan.
Peratin Pekon Mutaralam, Sutro Hamid, dengan tegas menyuarakan harapan warga agar pemerintah segera mengambil langkah konkret pada tahun 2025. Sutro menjelaskan bahwa kerusakan pada rumah-rumah warga di sekitar lapangan pekon semakin memburuk akibat pergeseran tanah.
"Setiap kali hujan deras, tanah semakin tergerus dan menyebabkan pergerakan tanah yang berpotensi mengancam keselamatan warga. Kami berharap agar tahun 2025 mendatang, pemerintah bisa melakukan penanganan yang serius untuk mengurangi risiko longsor tersebut," ujar Sutro.
Tidak hanya Sutro, dukungan juga datang dari Zefri Ardiansah, salah satu warga setempat yang ikut menyuarakan keresahan warga akan ancaman longsor yang semakin parah
Zefri mengungkapkan bahwa kondisi tanah di permukiman semakin tidak stabil setiap musim hujan tiba, dan ini membuat warga semakin khawatir. "Saat ini sudah musim hujan, dan kami merasa sangat was-was. Saat hujan deras, aliran air mengikis tanah yang sudah rawan longsor. Kalau dibiarkan, rumah-rumah kami bisa amblas. Kami sangat berharap ada perhatian serius dari pihak terkait," tutur Zefri.
Sejak kejadian longsor pertama yang terjadi tiga tahun lalu, upaya konkret dalam menangani masalah ini belum terlihat. Meski ada wacana dari pemerintah daerah mengenai mitigasi bencana dan pembangunan infrastruktur pendukung, namun hingga kini warga belum melihat adanya langkah nyata yang dilakukan oleh Pemkab Lampung Barat.
Sutro menambahkan bahwa infrastruktur seperti dinding penahan tanah sangat dibutuhkan di kawasan permukiman tersebut. Tanpa adanya dinding penahan atau penguatan struktur tanah, risiko longsor akan terus meningkat setiap tahunnya, terlebih dengan kondisi cuaca yang tidak menentu.
"Kami memahami bahwa ini mungkin membutuhkan anggaran besar, tetapi keselamatan warga harus menjadi prioritas. Harapan kami sangat besar pada tahun depan, agar ada aksi nyata dari pemerintah daerah untuk mencegah longsor semakin parah," jelas Sutro.
Masyarakat berharap bahwa penanganan yang dilakukan pada tahun 2025 tidak hanya berupa langkah sementara, tetapi solusi yang benar-benar efektif dalam jangka panjang. Longsor di Pekon Mutaralam merupakan ancaman nyata yang memerlukan perhatian dan tindakan cepat dari berbagai pihak agar kerusakan tidak semakin meluas dan membahayakan masyarakat. (rinto/lusiana)