Meskipun kenaikan tarif PPN dapat memberikan tambahan pendapatan fiskal yang signifikan bagi negara, banyak pihak yang menganggap bahwa pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor ekonomi lainnya. Pemerintah Vietnam telah menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang lebih fleksibel, seperti penurunan tarif PPN, bisa menjadi strategi yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang, terutama untuk mendukung sektor manufaktur dan ekspor.
Ronny juga menyarankan agar pemerintah Indonesia lebih hati-hati dalam merumuskan kebijakan fiskalnya, dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan pendapatan negara dan dampaknya terhadap sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti manufaktur dan jasa. "Dengan menurunkan PPN, Vietnam dapat meningkatkan daya saing industri mereka, baik dari sisi harga maupun kualitas produk," tambahnya.
**Vietnam vs Indonesia: Strategi Fiskal yang Berbeda**
Perbandingan kebijakan fiskal antara Vietnam dan Indonesia menunjukkan dua pendekatan yang sangat berbeda. Vietnam berfokus pada strategi jangka panjang untuk memperkuat sektor ekonomi domestik dengan menurunkan pajak, sementara Indonesia memilih untuk menaikkan tarif pajak demi menambah penerimaan negara. Keputusan Vietnam untuk mempertahankan tarif PPN yang lebih rendah di tengah pemulihan ekonomi pasca-pandemi menunjukkan keberhasilan mereka dalam mengelola perekonomian, yang sekaligus memperkuat posisi Vietnam sebagai pesaing kuat Indonesia di sektor manufaktur dan ekspor.
Kebijakan fiskal yang diterapkan oleh kedua negara ini akan memiliki dampak jangka panjang terhadap ekonomi masing-masing. Indonesia harus mempertimbangkan bagaimana menyeimbangkan antara meningkatkan pendapatan negara dan mendukung sektor-sektor yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Sementara itu, Vietnam terus melangkah dengan strategi yang terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjaga daya saing di pasar global.