Radarlambar.bacakoran.co - Laga Liga 1 2024-2025 antara PSM Makassar dan Barito Putera di Stadion Batakan, Balikpapan, pada Minggu (22/12/2024) berakhir dengan kontroversi besar setelah PSM diduga menurunkan 12 pemain di lapangan. Meskipun PSM meraih kemenangan 3-2, insiden yang terjadi pada menit ke-90+7 mencuri perhatian publik.
Saat itu, PSM melakukan tiga pergantian pemain sekaligus: Akbar Tanjung digantikan oleh Daffa Salman, Syahrul Lasinari keluar untuk digantikan oleh Achmat Fahrul Aditya, dan Latyr Fall digantikan oleh M. Arham Darmawan. Namun, yang janggal adalah hanya dua pemain PSM yang meninggalkan lapangan, sementara satu pemain lainnya tetap berada di dalam permainan. Kejadian ini memicu protes keras dari pihak Barito Putera, yang merasa dirugikan.
Pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, menilai insiden ini sebagai kelalaian serius yang mencoreng profesionalitas kompetisi. "Ini bukan hanya kesalahan tim, tetapi juga perangkat pertandingan," ujar Akmal. Menurutnya, regulasi Liga 1 yang melarang tim bermain dengan jumlah pemain yang tidak sah harus ditegakkan. Dalam Pasal 56 Regulasi Liga 1, tim yang melanggar aturan jumlah pemain dapat dinyatakan kalah dengan status forfeit dan dikenakan denda minimal Rp 90 juta.
Akmal menambahkan bahwa kejadian ini menunjukkan keteledoran kolektif yang melibatkan pelatih, pemain, dan wasit. "Sanksi tegas sangat penting untuk menjaga integritas kompetisi dan memastikan bahwa aturan ditegakkan dengan baik," tegasnya. Investigasi terhadap perangkat pertandingan pun perlu dilakukan untuk memastikan bahwa insiden ini tidak mencemari jalannya kompetisi.(*)