PESISIR TENGAH – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Kabupaten Pesisir Barat, tahun depan tidak melaksanakan kegiatan penanganan abrasi pantai di Kecamatan Pulau Pisang.
Kabid Sumberdaya Air, Euis Agustina, S.T., mengatakan tahun depan tidak ada kegiatan penanganan abrasi yang dilaksanakan di Kecamatan Pulau Pisang karena keterbatasan anggaran.
“ Dalam melaksanakan penanganan abrasi itu, membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, sedangkan untuk tahun depan anggaran yang ada tidak memungkinkan,” kata dia.
Menurutnya, di wilayah lainnya tidak ada kegiatan penanganan abrasi, meski banyak titik pantai di kabupaten setempat yang mengalami abrasi akibat gerusan gelombang laut.
“ Sepanjang wilayah pesisir pantai di Pesisir Barat banyak terjadi abrasi, tapi belum bisa kita tangani jika dibiayai oleh APBD, tapi dalam beberapa tahun ada kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat seperti di Kecamatan Pesisir Utara,” jelasnya.
Sebelumnya, Camat Pulau Pisang Apriyansyah, S. Kom., mengatakan hingga kini belum ada penanganan abrasi yang dilakukan oleh pihak terkait di Pulau Pisang, karena itu pihaknya masih menunggu agar abrasi pantai yang terjadi bisa dilakukan penanganan.
“ Kita sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) agar dapat melakukan penanganan pada abrasi pantai itu,” kata dia.
Dijelaskannya, dalam koordinasi yang dilakukan, baik BPBD maupun Dinas PUPR belum bisa melakukan penanganan pada abrasi pantai yang terjadi karena keterbatasan anggaran, bahkan tahun ini tidak ada anggaran untuk penanganan abrasi.
“ Baik BPBD maupun Dinas PUPR tidak menyiapkan anggaran untuk penanganan abrasi pantai di pulau pisang, karena itu tahun ini tidak ada kegiatan yang dilaksanakan, kita harap tahun depan ada anggaran untuk penanggulangan abrasi, terutama pada titik yang sudah mendesak,” jelasnya.
Menurutnya, abrasi pantai yang paling parah terjadi di Pekon Pasar dan Pekon Labuhan, hal itu karena bibir pantai dan rumah warga sudah dekat akibat daratan yang terkikis gelombang laut.
“ Saat gelombang laut tenang daratan aman dari gerusan, sedangkan jika sedang terjadi cuaca buruk dan gelombang laut besar maka abrasi bisa terjadi bahkan perlahan-lahan mengikis bibir pantai,” terangnya.
Ditambahkannya, pihaknya berharap, tahun depan Pemkab pesbar dapat mengupayakan penanggulangan abrasi pantai di pulau itu, jika tidak bisa dianggarkan melalui APBD agar berkoordinasi ke pemerintah pusat.
“ Penanganan abrasi pantai mendesak untuk dilakukan, sehingga masyarakat berharap dapat dilakukan penanganan agar tidak ada rumah warga yang menjadi korban,” pungkasnya. (yogi/*)