Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan lelucon tentang Kanada yang seharusnya menjadi negara bagian ke-51 AS. Lelucon ini disampaikan Trump sebagai sindiran terhadap defisit perdagangan AS dengan Kanada, yang menurutnya telah membuat Amerika "mensubsidi" negara tetangga tersebut.
Melalui platform media sosial Truth, Trump menulis, “Oleh karena itu, Kanada harus menjadi negara bagian ke-51 AS yang kita sayangi.” Ia melanjutkan, langkah tersebut akan menghasilkan pajak yang lebih rendah serta perlindungan militer yang lebih baik bagi warga Kanada tanpa tarif, merujuk pada kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS terhadap Kanada.
Pernyataan ini bukanlah hal baru. Trump sebelumnya telah mengungkapkan gagasan serupa beberapa kali. Pemimpin Kanada sendiri pun telah menanggapi lelucon ini dengan rasa kesal. Menteri Keuangan Kanada, Dominic LeBlanc, menyatakan bahwa Trump pertama kali melontarkan komentar ini saat makan malam di Mar-a-Lago dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, pada akhir November 2024. LeBlanc menegaskan bahwa lelucon Trump harus segera dihentikan dan mengatakan bahwa pernyataan tersebut hanya menciptakan kebingungan dan kekacauan.
"Meskipun tahu ini tidak akan pernah terjadi, dia berusaha menabur kebingungan, menciptakan ketidakpastian, dan kekacauan," ujar LeBlanc, seperti dikutip dari The Associated Press. Ia juga menyebut retorika Trump tersebut sebagai kontraproduktif, merugikan hubungan AS-Kanada.
Menteri Imigrasi Kanada, Marc Miller, juga menanggapi dengan tegas, menyebut komentar Trump sebagai "menggelikan" dan menyatakan, "Tidak ada peluang bagi kita untuk menjadi negara bagian ke-51." Ia bahkan membandingkan pernyataan Trump dengan sebuah episode dari acara kartun satir South Park, yang dikenal dengan humor yang berlebihan.
Selain lelucon tentang Kanada menjadi bagian dari AS, Trump juga pernah mengatakan bahwa AS tidak membutuhkan produk-produk dari Kanada, seperti mobil, kayu, dan produk susu. Namun, pernyataan ini ditanggapi dengan tegas oleh pejabat Kanada. Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, mengingatkan bahwa Kanada merupakan pemasok utama minyak mentah ke AS, mengirimkan 4,3 juta barel per hari dari Provinsi Alberta, yang menyumbang sekitar 60% dari impor energi AS.
AS juga sangat bergantung pada Kanada sebagai pemasok utama baja, aluminium, dan uranium. Selain itu, Kanada memasok 34 mineral dan logam penting yang dibutuhkan oleh Pentagon untuk keamanan nasional.
Menteri Luar Negeri Kanada, Mélanie Joly, menekankan bahwa meskipun ancaman Trump tidak boleh dianggap enteng, Kanada tidak akan terprovokasi. Ia menegaskan, “Kita harus menunjukkan bahwa kita memiliki ekonomi yang kuat dan kita tidak akan dianeksasi."
Retorika Trump ini menambah ketegangan dalam hubungan antara kedua negara, yang sudah mengalami tantangan terkait kebijakan tarif dan perdagangan. Walaupun hanya sebuah lelucon menurut Trump, pernyataan ini telah memicu reaksi serius dari para pejabat Kanada yang mempertahankan kedaulatan dan hubungan baik antara kedua negara. (*)
Kategori :