Radarlambar.bacakoran.co- Para ilmuwan di Australia berhasil menciptakan embrio kanguru pertama di dunia melalui fertilisasi in vitro (bayi tabung), sebuah terobosan yang diperkirakan dapat menjadi kunci dalam upaya menyelamatkan spesies-spesies endemik yang terancam punah.
Penelitian ini dianggap sangat penting untuk konservasi di Australia, mengingat negara ini menghadapi tantangan besar dalam melindungi flora dan fauna uniknya setelah mengalami salah satu tingkat kepunahan tertinggi di dunia.
Menurut Invasive Species Council Australia, sejak kedatangan bangsa Eropa, negara ini telah kehilangan setidaknya 33 spesies mamalia, menjadikannya benua dengan tingkat kepunahan tertinggi sepanjang sejarah. Meskipun kanguru abu-abu timur yang digunakan dalam penelitian ini tidak termasuk dalam spesies terancam punah, banyak spesies marsupial lainnya seperti koala dan devil Tasmania berada dalam ancaman kepunahan.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan di University of Queensland ini dimulai dengan menilai bagaimana telur dan sperma kanguru berkembang dalam laboratorium. Kemudian, mereka menggunakan teknik suntikan sperma intracytoplasmic (ICSI), yaitu menyuntikkan sperma langsung ke dalam sel telur yang telah matang, untuk menciptakan embrio.
Andres Gambini, pemimpin tim peneliti, menyatakan bahwa teknik ini dapat diterapkan pada spesies marsupial lain yang terancam punah, seperti koala, devil Tasmania, wombat berhidung berbulu utara, dan possum Leadbeater.
Menurut Gambini, meskipun marsupial merupakan ikon Australia, mereka kurang dipelajari dibandingkan hewan domestik, padahal mereka memainkan peran penting dalam keanekaragaman hayati negara tersebut.
Pada 2022, pemerintah Australia meluncurkan rencana pelestarian 10 tahun untuk mengatasi ancaman kepunahan spesies, yang mencakup perlindungan lebih dari 30 persen daratan dan melestarikan 110 spesies prioritas.
Lebih dari 2.200 spesies dan ekosistem di Australia saat ini tergolong terancam punah, menurut laporan dari Australian Conservation Foundation pada 2023.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan teknik reproduksi berbasis bayi tabung dapat menjadi alat penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati Australia, sekaligus memberikan harapan bagi spesies-spesies yang terancam punah.(*)