Masyarakat Suoh-BNS Berharap Produksi Bagus

Jumat 05 Jan 2024 - 23:58 WIB
Reporter : Nopri
Editor : lusiana

BALIKBUKIT - Sebagian besar petani di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat, saat ini mulai melakukan penanaman padi di areal persawahan mereka, yang sebelumnya mengalami kekeringan akibat kemarau panjang dampak dari fenomena El-Nino yang terjadi.

Andi, salah seorang petani di wilayah itu mengungkapkan, sejak memasuki musim penghujan, petani langsung menggarap lahan mereka untuk kembali ditanami, setelah sebelumnya petani merugi karena gagal panen akibat dampak kemarau yang terjadi.

”Sudah hampir menyeluruh areal persawahan di Kecamatan Suoh dan BNS ini digarap oleh petani, bahkan sebagian besar sudah ditanami, tepatnya sejak memasuki musim penghujan,” ungkap Andi.

Namun, kata dia, meski saat ini air tidak lagi menjadi kendala bagi petani untuk bercocok tanm, namun petani menghadapi resiko banjir, yang biasanya terjadi pada saat musim penghujan, dimana sungai-sungai di wilayah itu meluap dan memasuki areal persawahan petani.

”Saat kemarau kekeringan, kalau saat musim penghujan seperti sekarang ini resiko yang dihadapi yakni tanaman padi terendam banjir, yang bisa menyebabkan tanaman padi mati,” kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Camat Suoh Dapet Jakson mengungkapkan, jika beberapa bulan lalu, petani di wilayahnya terkendala dalam mengolah areal persawaham untuk ditanami karena areal persawahan mengalami kekeringan dan tidak ada sumber air, maka saat ini berbanding terbalik justru petani belum bisa mengolah sawah mereka lantaran banjir kerap terjadi.

"Iya, sejak memasuki musim penghujan, banyak petani mulai mengolah sawah mereka, tetapi sebagian besar belum bisa ditanami karena banjir kerap terjadi, khususnya usai terjadi hujan deras di wilayah hulu," ujar Dapet.

Khawatir akan terjadinya gagal panen lantaran terendam banjir, kata dia, maka sebagian petani memustuskan untuk menunda tanam, sembari menunggu cuaca membaik dan memungkinkan untuk melakukan penanaman tanpa kekhawatiran tanaman padi mereka terendam.

"Kalau dipaksakan untuk melakukan penanaman sekarang tentu resikonya adalah tanaman padi akan terendam dan mati, karenanya banyak petani menunda penanaman, semoga cuaca lebih baik sehingga memungkinan mereka untuk menanam dan padi bisa bertumbuh dengan baik," kata dia.

Banjir yang kerap membuat areal persawahan di wilayan itu terendam, kata Dapet, itu disebabkan oleh luapan sejumlah sungai. Dimana pada saat musim penghujan, khususnya pada saat intensitas hujan tinggi menyebabkan debet air sungai meningkat.

"Masalah seperti ini memang sering terjadi pada saat musim penghujan, sementara pada saat kemarau debit air sungai menurun dan menyebabkan areal persawahan mengalami kekeringan, seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, yang menyebabkan banyak petani mengalami gagal panen," tutupnya. (nopri/lusiana)

Kategori :