SEKINCAU - Program unggulan yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Lampung Barat (Lambar) untuk periode kedua, Parosil Mabsus dan Mad Hasnurin, yang bertajuk Sekolah Kopi Masuk Pekon, telah menjadi sorotan utama masyarakat Lambar. Terlebih lagi, Lambar dikenal sebagai salah satu daerah yang 90 persen penduduknya berprofesi sebagai petani kopi robusta.
Program ini diyakini akan memberikan dampak positif yang besar, tidak hanya untuk kesejahteraan petani kopi, tetapi juga untuk pengembangan pertanian secara lebih luas.
Irwansyah, S.P., seorang penggiat kopi robusta Lambar, memberikan tanggapan positif terhadap program tersebut. Menurutnya, Sekolah Kopi Masuk Pekon merupakan sebuah terobosan yang sangat tepat untuk meningkatkan produktivitas kopi di Lambar.
Program ini dirancang untuk langsung bersentuhan dengan masyarakat, dan sejalan dengan program pemerintah pusat mengenai ketahanan pangan serta upaya untuk memajukan sektor pertanian.
Irwansyah juga mengungkapkan keyakinannya bahwa jika program ini berjalan sukses, maka Lambar tidak hanya akan dikenal lebih luas di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional. "Dengan penerapan program ini, saya yakin Lambar bisa menjadi daerah yang terkenal secara global dalam hal kopi robusta," tambahnya.
Fakta yang ada di lapangan pun menunjukkan bahwa masyarakat Lambar sudah mulai merasakan dampak positif dari program ini. Banyak petani muda yang kini berhasil menjadi petani milenial berkat pengetahuan baru yang mereka dapatkan.
Keberhasilan ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga mengundang para penggiat kopi dari berbagai provinsi untuk berkunjung ke Lambar dalam rangka studi banding mengenai pengembangan budidaya kopi robusta.
Irwansyah menambahkan jika kemajuan pertanian kopi robusta di Lambar sangat pesat. Sudah banyak inovasi yang lahir dan menghasilkan bukti nyata. Bahkan, dengan luasnya lahan yang ada, Kabupaten Lampung Barat kini menjadi pusat penelitian dan pengembangan kopi robusta di Indonesia.
Dengan berbagai kemajuan ini, Irwansyah optimis bahwa dalam dua tahun ke depan, jika petani kopi Lambar dapat sepenuhnya menerima dan memanfaatkan ilmu yang diberikan oleh para penyuluh, maka peningkatan kualitas dan kuantitas kopi robusta dari Lambar akan sangat luar biasa.
Kedepan, Lampung Barat akan menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam mengembangkan sektor pertanian kopi dengan lebih modern dan efisien. (rinto/nopri)