RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pada 2024, asuransi kredit tercatat sebagai lini bisnis dengan klaim tertinggi, mencapai Rp 18,47 triliun, naik 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 16,88 triliun.
Meskipun demikian, beberapa perusahaan asuransi yang terlibat dalam sektor ini, seperti PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) dan PT Asuransi Central Asia (ACA), memiliki strategi berbeda untuk mengelola klaim asuransi kredit mereka.
Tugu Insurance: Klaim Kredit Terjaga dengan Selektivitas
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TUGU) melaporkan klaim asuransi kredit yang masih relatif rendah, dengan pengajuan klaim hanya sekitar 2% dari total klaim perusahaan pada Januari 2025.
Untuk mempertahankan tingkat klaim yang rendah, Tugu Insurance mengadopsi strategi selektif dalam memilih kredit yang akan diasuransikan.
Perusahaan ini lebih fokus pada asuransi kredit produktif daripada konsumtif, dan mengutamakan kerja sama dengan sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih stabil.
Tugu Insurance juga menekankan pentingnya pengelolaan risiko yang tepat, serta pemilihan kredit yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Langkah ini, menurut Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, diyakini akan menjaga kinerja asuransi kredit mereka pada 2025.
ACA Insurance: Peningkatan Klaim dengan Fokus pada Mitigasi Risiko
Sementara itu, PT Asuransi Central Asia (ACA) justru melaporkan peningkatan klaim asuransi kredit pada awal 2025.
Klaim pada Januari 2025 tercatat tumbuh 8,6% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 1,2 miliar.
Meskipun mengalami peningkatan klaim, ACA tidak melihat hal ini berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.
Untuk mengatasi hal ini, ACA Insurance mengimplementasikan berbagai langkah strategis, termasuk mempertahankan hasil underwriting yang positif dan prosedur underwriting yang hati-hati.