PESISIR TENGAH – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pesisir Barat masih menjadi perhatian serius. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Pesbar terus berupaya menekan angka kekerasan dengan berbagai langkah strategis.
Kabid PPA Pesbar, Nuraini, mendampingi Kadis P3AKB, dr. Budi Wiyono, M.H., mengatakan, hingga awal tahun 2025, telah tercatat sembilan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Pesbar.
“Angka ini menjadi perhatian bagi kita semua. Karena itu, kami akan semakin memaksimalkan koordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mencegah kasus ini terus meningkat,” kata dia
Dijelaskannya, upaya yang akan dilakukan seperti melaksanakan sosialisasi intensif dengan edukasi yang akan diperkuat, mulai dari lingkungan sekolah hingga langsung ke masyarakat.
“Kami dari DP3AKB juga akan bekerja sama dengan aparat desa, sekolah, dan instansi terkait lainnya dalam upaya menekan kasus kekerasan pada perempuan dan anak sehingga tidak terjadi lagi,” jelasnya.
Menurutnya, pencegahan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Karean itu, pihaknya mengajak semua pihak untuk bersama-sama melakukan pencegahan agar tidak ada lagi anak-anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan.
“Berdasarkan kasus yang terjadi, kekerasan di dalam rumah tangga masih terjadi, persetubuhan pada perempuan dan anak juga masih terjadi, kondisi ini seharusnya bisa menjadi perhatian bersama dan bisa bersama-sama melakukan pencegahan,” ujarnya.
Dikatakannya, perlindungan perempuan dan anak harus menjadi tanggungjawab bersama. Dengan edukasi yang lebih luas dan kerja sama yang solid, diharapkan kasus kekerasan dapat ditekan hingga titik nol.
“Setiap tahun kami terus berupaya agar tidak ada lagi kasus kekerasan. Perempuan dan anak harus merasa aman di lingkungan mereka, mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi perempuan dan anak di Pesisir Barat,” pungkasnya.*