RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Indonesia adalah rumah bagi berbagai buah tropis yang terkenal di seluruh dunia, termasuk durian dan rambutan. Namun, ada satu buah lokal lainnya yang kini semakin mendapatkan perhatian global, yakni sukun. Dengan nama ilmiah Artocarpus altilis, sukun bukan hanya dikenal karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena manfaat kesehatannya yang melimpah, membuat buah ini semakin banyak dicari di pasar internasional, termasuk di Eropa.
Sejarah dan Penyebaran Sukun
Sukun telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman kuno. Bukti sejarah yang terdapat pada relief di Candi Borobudur menunjukkan bahwa buah ini sudah dikonsumsi sebagai makanan utama oleh masyarakat Indonesia sejak berabad-abad lalu. Buah sukun memiliki ciri khas berupa daging yang lembut tanpa biji, dan ketika dipanggang, ia menghasilkan rasa yang mirip dengan roti, sehingga sering disebut "breadfruit" oleh orang Eropa.
Penjelajah Inggris pada abad ke-17, William Dampier, adalah salah satu yang pertama kali mencatatkan keberadaan buah ini. Dalam tulisannya, Dampier menggambarkan sukun sebagai buah yang bergizi tinggi dan berpotensi sebagai solusi untuk masalah kelaparan. Selain itu, para ahli botani seperti Joseph Banks turut mengakui keistimewaan sukun dan mendorong penyebarannya ke wilayah-wilayah koloni Inggris.
Kandungan Gizi dan Manfaat Sukun
Sukun tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan berbagai nutrisi. Buah ini mengandung banyak vitamin C, potasium, magnesium, dan serat yang baik untuk pencernaan. Selain itu, sukun juga dikenal rendah lemak dan gula, menjadikannya pilihan ideal untuk mereka yang menginginkan makanan sehat.
Selain menjadi sumber pangan yang bergizi, sukun dianggap sebagai tanaman yang dapat membantu mengatasi masalah ketahanan pangan global. Sukun dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi iklim dan tidak memerlukan perawatan yang rumit, menjadikannya pilihan ideal untuk ditanam di daerah-daerah dengan perubahan iklim yang ekstrem.
Penyebaran dan Permintaan Global
Sukun berasal dari kawasan Asia Tenggara, namun kini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, seperti Amerika Tengah, Karibia, dan Afrika. Dengan meningkatnya minat terhadap makanan yang bergizi dan ramah lingkungan, sukun semakin populer sebagai bahan pangan alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan gizi di berbagai negara.
Di Eropa, meskipun iklimnya tidak mendukung pertumbuhannya secara alami, permintaan akan sukun tetap tinggi. Banyak konsumen yang mencari produk olahan sukun, seperti tepung sukun atau snack berbahan dasar sukun, sebagai alternatif sehat dan bergizi untuk mengatasi kekurangan gizi.
Sukun sebagai Solusi Pangan Masa Depan