Top 3 Dunia: Demo Anwar Ibrahim, Bahasa Paling Populer, hingga Ancaman Trump ke India

Anwar Ibrahim Diminta Lunakkan Retorika soal Gaza untuk Hindari Dampak Ekonomi dari AS. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Tiga peristiwa dunia mencuat menjadi sorotan publik internasional sepanjang kemarin, mulai dari gelombang demonstrasi besar-besaran di Malaysia, daftar bahasa paling banyak digunakan tahun 2025, hingga pernyataan keras Donald Trump yang mengancam India terkait minyak Rusia. Berikut rangkuman beritanya:

1. Ribuan Warga Malaysia Demo Tuntut Anwar Ibrahim Mundur
Sekitar 18.000 warga Malaysia memadati Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, pada 26 Juli lalu dalam aksi bertajuk "Turun Anwar". Aksi ini dipimpin oleh koalisi oposisi Perikatan Nasional (PN) sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kinerja Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Aksi yang melibatkan massa dari berbagai daerah ini turut dihadiri dua mantan perdana menteri, Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin, yang menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Berbagai persoalan seperti bantuan sosial yang dianggap tidak efektif, frekuensi kunjungan luar negeri Anwar yang tinggi, hingga ketidakjelasan arah kebijakan menjadi alasan utama di balik gelombang penolakan tersebut. Aksi ini menjadi salah satu protes terbesar yang dihadapi pemerintahan Anwar sejak menjabat.

2. Bahasa Inggris Paling Banyak Digunakan di Dunia Tahun 2025
Lembaga penelitian bahasa Ethnologue merilis daftar terbaru bahasa yang paling banyak digunakan secara global pada 2025. Bahasa Inggris menempati posisi puncak dengan jumlah penutur mencapai 1,5 miliar orang. Bahasa ini tetap menjadi bahasa internasional yang dominan dalam berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga komunikasi global.

Di posisi kedua, Bahasa Mandarin Cina memiliki 1,2 miliar penutur, menunjukkan pengaruh global Tiongkok yang terus meningkat. Bahasa ini juga semakin banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan bisnis internasional, dengan permintaan tenaga penerjemah yang terus meningkat seiring tumbuhnya relasi dagang global.

3. Trump Ancam India Gara-Gara Minyak Rusia
Presiden AS Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial melalui akun Truth Social miliknya, kali ini ditujukan kepada India. Trump menuding India membeli minyak dalam jumlah besar dari Rusia dan menjualnya kembali di pasar global untuk keuntungan ekonomi, tanpa mempedulikan situasi di Ukraina.

Menjelang tenggat waktu gencatan senjata yang ditetapkan pada 8 Agustus, Trump mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap India secara signifikan. Bahkan, tarif sekunder hingga 100 persen akan diberlakukan terhadap negara-negara yang masih bertransaksi energi dengan Rusia, termasuk India dan Cina. Sikap keras ini menjadi bagian dari tekanan diplomatik AS terhadap Rusia dan sekutunya di tengah perang yang masih berkecamuk di Ukraina.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan