Rupiah Melemah ke Rp16.391, Dolar AS Stabil Jelang Keputusan Trump soal The Fed

Mata uang Rupiah. -Foto Fb-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Rabu (6/8/2025), terkoreksi tipis ke posisi Rp16.391 per dolar AS. Kondisi ini mencerminkan tren negatif yang juga dialami sejumlah mata uang utama Asia lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, pelemahan rupiah mencapai 0,01 persen. Di sisi lain, dolar AS mencatat penguatan ringan sebesar 0,02 persen ke level 98,79.

Mata uang Asia lain turut mengalami tekanan. Yen Jepang dan dolar Taiwan melemah masing-masing sebesar 0,06 persen, sementara dolar Singapura dan yuan China masing-masing turun 0,03 persen dan 0,08 persen. Won Korea mencatat pelemahan tertajam, yakni sebesar 0,24 persen. Selain itu, rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand juga tertekan dalam kisaran 0,08 hingga 0,17 persen.

Satu-satunya pengecualian di kawasan Asia adalah ringgit Malaysia, yang justru mengalami penguatan tipis terhadap dolar AS.

Sementara itu, pergerakan dolar AS global terpantau cenderung stagnan. Kondisi ini dipicu oleh sikap wait and see para investor, yang tengah menanti keputusan Presiden AS Donald Trump mengenai pengisian kursi kosong di Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed). Trump telah mengumumkan bahwa daftar kandidat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell telah dipersempit menjadi empat nama, dengan keputusan final dijanjikan akhir pekan ini.

Di sisi lain, data ekonomi terbaru dari AS menunjukkan aktivitas sektor jasa pada Juli tidak mengalami pertumbuhan signifikan. Biaya input bahkan melonjak ke titik tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Meski demikian, data ini belum memberi dampak besar terhadap pergerakan dolar karena pelaku pasar masih enggan melakukan manuver sebelum komposisi kepemimpinan baru di The Fed ditentukan.

Hingga hari ini, indeks dolar AS tercatat berada di angka 98,76. Posisi tersebut masih jauh di bawah puncaknya pada 100,25 yang dicapai sebelum laporan ketenagakerjaan AS pekan lalu yang mengecewakan.

Dengan meningkatnya tekanan ekonomi domestik dan dampak dari kebijakan tarif baru, ekspektasi pasar mengarah pada kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Konsensus pelaku pasar bahkan memperkirakan setidaknya 50 basis poin pelonggaran hingga akhir tahun.

Situasi ini membuat arah kebijakan moneter AS ke depan menjadi tidak pasti, terutama karena mulai muncul kekhawatiran akan campur tangan politik dalam pengambilan keputusan bank sentral. Hal ini akan menjadi salah satu faktor utama yang terus mempengaruhi nilai tukar global, termasuk rupiah. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan