Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, turut memberikan apresiasi tinggi atas suksesnya pesta Sekura yang diadakan di 34 pekon di Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2025.
"Keberhasilan ini adalah bukti bahwa semangat masyarakat, terutama generasi muda, serta sinergi yang terjalin antara masyarakat dan aparat kepolisian, menjadi kunci utama dalam menjaga kelancaran acara," ujar Parosil.
Sebagai bentuk penghargaan atas antusiasme masyarakat, Parosil mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus memperhatikan kebutuhan anggaran yang lebih memadai bagi setiap pekon yang menyelenggarakan acara Sekura.
"Saya meminta kepada dinas terkait untuk melakukan musyawarah dengan pemuda pekon penyelenggara guna menyusun acara yang lebih baik, terutama dalam hal kelayakan bantuan yang akan diberikan, terutama untuk penganggaran," ujar Bupati Parosil.
Tahun ini, anggaran yang diberikan untuk setiap pekon penyelenggara adalah sebesar Rp2.000.000. Namun, anggaran ini dirasa masih kurang, terutama bagi pekon yang menyelenggarakan acara di lebih dari satu lokasi.
"Walaupun anggaran yang tersedia masih terbatas, saya merasa bangga karena pesta Panjat Pinang Topeng Sekura tetap terjaga dengan baik dan betul-betul menjadi sarana silaturahmi yang mendalam bagi masyarakat setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri," tambah Parosil dengan penuh rasa haru.
Pesta Sekura bukan hanya sekadar hiburan atau tradisi belaka.elaikan merupakan simbol kebersamaan, toleransi, dan gotong royong yang mempererat hubungan antarmasyarakat, tanpa memandang latar belakang.
Di tengah dinamika zaman yang terus berkembang, tradisi ini tetap mengajarkan nilai-nilai kebersamaan yang tak lekang oleh waktu.
Melalui acara ini, masyarakat Kabupaten Lampung Barat tidak hanya merayakan Hari Raya Idul Fitri, tetapi juga merayakan keberagaman budaya yang ada di tanah mereka.
Sekura telah membuktikan diri sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, antara generasi yang lebih tua dan muda, serta antarwarga yang berbeda-beda.
Dalam setiap topeng yang dihias, dalam setiap tawa yang bergema, terpatri semangat kebersamaan yang menjadikan tradisi ini abadi.
Semoga dengan upaya-upaya perbaikan dan pengembangan yang terus dilakukan, tradisi Sekura akan tetap menjadi warisan budaya yang menginspirasi masyarakat. *