Aroma Coto Gagak: Warisan Rasa Otentik dari Makassar

Kamis 17 Apr 2025 - 19:55 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Makassar dikenal sebagai kota yang kaya akan kuliner tradisional, dan salah satu yang paling melekat dalam identitasnya adalah Coto Makassar. Makanan berkuah ini berbahan dasar daging sapi dengan perpaduan rempah yang khas, menjadi sajian favorit masyarakat setempat maupun para wisatawan.

Meski kini Coto Makassar mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, mencicipinya langsung di kota asalnya tentu memberikan pengalaman yang berbeda. Diantara sekian banyak tempat yang menyajikan hidangan ini, Aroma Coto Gagak menempati posisi istimewa sebagai salah satu warung paling legendaris di Makassar.

Nama “Coto Gagak” mungkin mengundang rasa penasaran. Bukan karena bahan bakunya berasal dari burung gagak, melainkan karena lokasi warung ini berada di Jalan Gagak, sebuah kawasan di Kecamatan Mariso, Makassar. Penamaan tersebut dipilih oleh pendiri warung, Bandu Dg. Kappa, pada awal 1970-an, agar mudah dikenali sekaligus mengarahkan pelanggan langsung ke lokasinya.

Versi lain menyebutkan bahwa warung ini telah ada sejak 1965 di Jalan Rajawali dan baru pindah ke Jalan Gagak pada 1975. Dengan demikian, keberadaan warung ini telah melewati lebih dari lima dekade, menunjukkan ketahanan dan konsistensi yang luar biasa dalam mempertahankan cita rasa kuliner tradisional.

Keistimewaan Aroma Coto Gagak terletak pada metode memasaknya yang masih mempertahankan cara-cara lama. Kuah coto dimasak menggunakan kayu bakar, bukan kompor gas atau minyak tanah seperti pada umumnya. Teknik memasak ini dipercaya memberikan aroma yang lebih kuat dan rasa yang lebih dalam.

Selain itu, racikan bumbunya diolah dengan cara yang menghasilkan kuah yang tidak terlalu berminyak namun tetap kaya rasa. Kini, pengelolaan warung ini telah dilanjutkan oleh generasi kedua, namun cita rasa yang dihasilkan tetap konsisten dengan yang diwariskan oleh pendirinya.

Filosofi yang dipegang teguh, yaitu “lain tangan, lain rasa,” mencerminkan semangat untuk terus menjaga orisinalitas dan keunikan rasa yang telah terbentuk sejak lama. Pengunjung yang datang akan menemukan menu yang cukup unik. Bukan hanya soal rasa, tetapi juga dalam penamaannya. Ketika memesan, pembeli akan ditanya apakah ingin “Janda”, “Japar”, atau “Dahi”. Istilah-istilah ini merupakan singkatan dari kombinasi bagian daging yang digunakan: Janda berarti jantung dan daging, Japar adalah jantung dan paru, sedangkan Dahi menggabungkan daging dan hati.

Diluar itu, pelanggan juga dapat memilih bagian lain seperti babat, limpa, atau usus, sesuai selera masing-masing. Variasi tersebut menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pengalaman bersantap di sini terasa lebih personal dan istimewa. Warung ini tidak hanya dikenal karena rasanya yang khas, tetapi juga karena reputasinya yang telah diakui secara luas.

Aroma Coto Gagak telah memperoleh sejumlah penghargaan, termasuk dari Pemerintah Kota Makassar dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Salah satu penghargaan yang pernah diraih bahkan berkaitan dengan kebersihan fasilitas, yaitu sebagai warung dengan toilet terbersih, sebuah pencapaian yang jarang ditemukan pada tempat makan sekelas warung tradisional.

Lebih dari itu, warung ini juga pernah dikunjungi oleh berbagai tokoh nasional. Beberapa nama yang tercatat pernah menyantap coto di sini antara lain Deddy Corbuzier, Krisdayanti, dan Jusuf Kalla. Bahkan dua Presiden Republik Indonesia, yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, pernah mampir dan menikmati sajian khas dari warung ini.

Kunjungan para tokoh penting ini menjadi bukti bahwa Aroma Coto Gagak tidak hanya populer di kalangan masyarakat umum, tetapi juga telah mendapatkan tempat di hati para tokoh negeri. Aroma Coto Gagak tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga bagian dari sejarah panjang kuliner Makassar.

Keberhasilannya bertahan selama puluhan tahun di tengah perubahan zaman membuktikan bahwa warung ini bukan sekadar tempat menyajikan makanan, melainkan penjaga rasa dan tradisi. Bagi siapa pun yang berkunjung ke Makassar, menikmati seporsi coto di tempat ini adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan.

Lebih dari sekadar memuaskan selera, pengalaman bersantap di Aroma Coto Gagak adalah perjalanan rasa yang mempertemukan masa lalu, masa kini, dan kecintaan pada warisan kuliner Nusantara.(yayan/*)

Kategori :

Terkait