Tanggulangi DBD, Puskesmas Buaynyerupa Maksimalkan Peran Jumantik

Sabtu 27 Jan 2024 - 20:28 WIB
Reporter : Edi
Editor : lusiana

SUKAU - Upaya pencegahan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terus dimaksimalkan oleh UPT Puskesmas Buaynyerupa, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat dengan menjalankan fungsi juru pemantau jentik (jumantik) di setiap pekon

Langkah antisipasi yang dilakukan mulai dari pengecekan penampungan air, kebersihan lingkungan serta beberapa tempat lainnya yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk itu dinilai efektif untuk memberantas nyamuk pembawa DBD alias nyamuk Aedes Aegypti.

Kepala Puskesmas Buaynyerupa Metty Syilviani melalui Kasubbag Tata Usaha sekaligus pemegang Bidang promkes Puskesmas Buaynyerupa Nana Hummi Agustiana, S.K.M, menjelaskan pemeriksaan jentik nyamuk yang dilakukan merupakan langkah antisipasi terhadap kasus DBD, mengingat ditengah musim penghujan potensi perkembangbiakan nyamuk meningkat.

“Sehingga, pengecekan, sosialisasi PHBS dan pencegahan kita lakukan sedini mungkin. Selain pemeriksaan jentik masyarakat kita edukasi agar dapat membantu memberantas sarang nyamuk dengan menerapkan 3M Plus yaitu yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas,” jelasnya.

Plusnya, kata dia, dapat dilakukan dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Selain itu, terusnya, disetiap rumah harus ada satu juru pemantau jentik (Jumantik) yang bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga terdapat pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD.

“Hal -hal lain yang perlu dipahami bahwa DBD tidak hanya menyerang pada musim hujan saja, bahkan di musim kemarau juga berpotensi dan itu bisa terjadi ketika masyarakat tidak melakukan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan, untuk itu dibutuhkan gerakan dan kesadaran bersama untuk melakukan upaya-upaya pencegahan tersebut,” tutupnya. (*)

 

Kategori :