Radarlambar.bacakoran.co -Hubungan bilateral Indonesia dan Australia kembali mendapat sorotan penting dengan rencana kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Jakarta. Kunjungan ini dijadwalkan berlangsung pada 14–15 Mei 2025 dan menjadi agenda resmi pertama Albanese setelah kembali menjabat sebagai pemimpin Negeri Kanguru.
Albanese, yang dijadwalkan dilantik pada 13 Mei, langsung bertolak ke Indonesia sehari setelahnya. Lawatan ini menandai Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi dalam masa jabatan keduanya—menunjukkan pentingnya posisi strategis Indonesia dalam kebijakan luar negeri Australia.
Kehadiran Albanese di Tanah Air bertepatan dengan agenda tahunan pertemuan bilateral antara kedua kepala negara. Presiden Prabowo Subianto dan PM Albanese dijadwalkan akan membahas berbagai isu krusial, mulai dari kerja sama ekonomi, stabilitas kawasan Indo-Pasifik, hingga penguatan hubungan militer dan pertahanan.
Kedekatan antara Prabowo dan Albanese sejatinya bukan hal baru. Keduanya sebelumnya telah bertemu dalam sejumlah forum, termasuk dalam pertemuan bilateral di Canberra pada Agustus 2024, di mana isu latihan bersama dan tantangan keamanan regional turut menjadi bahasan utama.
Menjelang kunjungan resmi ini, Prabowo lebih dulu menyampaikan ucapan selamat secara langsung kepada Albanese melalui sambungan telepon pada 4 Mei lalu. Dalam percakapan itu, Prabowo menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya kembali Albanese sebagai PM Australia serta harapan agar hubungan kedua negara semakin erat dan saling menguntungkan.
Kunjungan ini dipandang sebagai momentum penting untuk memperkuat kemitraan strategis yang selama ini telah terjalin antara Jakarta dan Canberra. Di tengah dinamika geopolitik kawasan, sinergi kedua negara menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan di Asia Pasifik.
Melalui pertemuan ini, baik Indonesia maupun Australia diharapkan mampu menyepakati langkah konkret untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, energi, pendidikan, dan keamanan. Lawatan Albanese bukan hanya simbol diplomasi, tetapi juga komitmen untuk menjalin hubungan yang lebih solid dalam menghadapi tantangan global ke depan. (*)
Kategori :