China Luncurkan Konstelasi Superkomputer Berbasis AI di Luar Angkasa

Minggu 25 May 2025 - 15:30 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- China resmi meluncurkan babak baru dalam pengembangan teknologi komputasi dengan membangun konstelasi superkomputer berbasis kecerdasan buatan (AI) di luar angkasa.

Klaster pertama, yang terdiri dari 12 satelit, mengawali proyek ambisius bernama Three-Body Computing Constellation, hasil kolaborasi antara perusahaan teknologi ADA Space dan lembaga riset Zhejiang Lab.

Konstelasi ini dirancang untuk melakukan pemrosesan data langsung di orbit Bumi, sebuah pendekatan yang tidak hanya menjanjikan efisiensi energi lebih baik, tetapi juga mengurangi ketergantungan terhadap pusat data konvensional di daratan.

Peluncuran satelit dilakukan pada 14 Mei 2025 melalui roket Long March 2D dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, menandai langkah penting China dalam menjadikan ruang angkasa sebagai ruang pemrosesan data generasi baru.

Setiap satelit dalam konstelasi tersebut dibekali model AI dengan 8 miliar parameter dan kemampuan pemrosesan mencapai 744 tera operasi per detik (TOPS). Bila digabungkan, kekuatan komputasi dari 12 satelit mencapai lima peta operasi per detik, atau setara dengan satu kuintiliun operasi. Sebagai perbandingan, perangkat AI terbaru seperti laptop Copilot+ dari Microsoft hanya mampu menangani sekitar 40 TOPS.

Menurut Direktur Zhejiang Lab Wang Jian, pemindahan AI ke luar angkasa adalah bagian dari perubahan paradigma dalam pengembangan teknologi. Ia menekankan bahwa ruang angkasa kini bukan lagi sekadar wilayah eksplorasi ilmiah, melainkan arena baru bagi inovasi masa depan.

Pemrosesan data di orbit, katanya, tidak hanya memanfaatkan suhu ruang angkasa sebagai pendingin alami, tetapi juga mengurangi emisi karbon karena tak membutuhkan sistem pendingin bertenaga besar seperti pusat data konvensional.

Konstelasi ini diberi nama Three-Body Computing Constellation sebagai penghormatan terhadap konsep fisika klasik 'masalah tiga benda' yang menjelaskan kompleksitas interaksi gravitasi antara tiga objek. Nama ini juga terinspirasi dari trilogi novel fiksi ilmiah The Three-Body Problem karya Liu Cixin, yang belakangan diadaptasi menjadi serial oleh Netflix.

Selain kemampuan komputasinya, salah satu satelit dalam konstelasi ini juga dilengkapi dengan detektor polarisasi sinar-X yang dirancang untuk meneliti fenomena kosmis seperti semburan sinar gamma. Komunikasi antar satelit dilakukan menggunakan teknologi laser, memungkinkan pertukaran data berkecepatan tinggi di ruang angkasa.

Ke depan, proyek ini ditargetkan mencapai total 2.800 satelit, menjadikannya salah satu konstelasi pemrosesan data terbesar yang pernah dirancang. China membuka peluang kolaborasi internasional melalui proyek ini, yang disebut-sebut sebagai bentuk nyata dari semangat kompleksitas dan sinergi global.

Meskipun Amerika Serikat dan Eropa telah bereksperimen dengan teknologi komputer luar angkasa dalam skala terbatas, peluncuran konstelasi AI ini oleh China menjadi yang pertama dalam skala operasional penuh. Ini bukan hanya langkah strategis dalam penguasaan teknologi, tetapi juga sinyal bahwa masa depan AI tidak lagi terbatas pada Bumi.(*)

Kategori :