Waspada Kejahatan dan Bencana, Legislator Ajak Warga Perkuat Ronda dan Sinergi Keamanan

WASPADA : Potensi incaran pencuri buah kopi yang masih tertumpuk dalam karung setelah dipetik. Foto Rinto--
AIRHITAM – Semangat menjaga keamanan lingkungan terus digaungkan anggota DPRD Lampung Barat dari Dapil 4, yang meliputi Kecamatan Sumberjaya, Kebuntebu, Gedungsurian, dan Airhitam. Prayitno, SH., dari Fraksi PDI Perjuangan, mendorong masyarakat untuk tidak lengah di tengah dinamika sosial dan ekonomi yang berkembang, terutama menjelang puncak musim panen kopi.
Sebagai sosok yang pernah dua periode menjabat sebagai pratin (kepala desa) di Pekon Sidodadi, Kecamatan Air Hitam, Prayitno memahami benar situasi dan kondisi di lapangan.
Ia menyoroti bahwa musim panen menjadi momentum rawan meningkatnya aksi kejahatan, seiring dengan tingginya perputaran hasil kebun rakyat, khususnya kopi.
Harga jual biji kopi yang sempat menanjak meski kini menunjukkan tren penurunan tetap dianggap sebagai pemicu potensi kerawanan. Oleh sebab itu, upaya pencegahan harus dimaksimalkan.
Salah satunya dengan menghidupkan kembali sistem ronda malam dan memperkuat patroli bersama, baik oleh aparat keamanan maupun masyarakat.
Langkah kolektif ini, menurutnya, bukan sekadar simbol, melainkan strategi nyata dalam mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan yang kerap mengincar titik-titik lemah keamanan warga—baik di lingkungan rumah, area perkebunan, maupun jalur distribusi hasil panen.
Tak hanya bicara keamanan dari sisi kriminalitas, Prayitno juga mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana. Mulai dari ancaman kebakaran akibat kelalaian penggunaan api, hingga risiko longsor dan banjir yang mengintai sejumlah wilayah rawan, terutama saat curah hujan tinggi.
Di sisi lain, kewaspadaan juga dibutuhkan terhadap ancaman dari dalam kawasan hutan konservasi. Dalam dua tahun terakhir, kasus kemunculan satwa liar, termasuk harimau Sumatera di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), telah memakan korban jiwa.
Kejadian tersebut menjadi alarm bagi masyarakat yang memiliki ladang atau aktivitas di sekitar hutan untuk lebih berhati-hati dan tidak abai terhadap keberadaan fauna buas.
Prayitno menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah pekon, dan pihak keamanan untuk menjaga stabilitas lingkungan. Melalui komunikasi aktif, penyampaian informasi dini, serta keterlibatan langsung dalam upaya pencegahan, ketentraman dan keselamatan masyarakat bisa terjaga di tengah berbagai tantangan yang ada. (rinto/nopri)