Radarlambar.bacakoran.co – Kinerja ekspor Indonesia hingga April 2025 menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan masih menjadi pemain utama dalam menyumbang devisa negara. Meski ada tekanan pada bulan tersebut, sektor ini tetap mendominasi dengan porsi tertinggi dibandingkan sektor ekspor lainnya.
Kontribusi sektor pengolahan terhadap total ekspor nonmigas tercatat sebesar 81,48 persen. Meski turun tipis dari posisi Maret 2025 yang mencapai 83,29 persen, dominasi sektor ini belum tergoyahkan. Sementara itu, sektor pertambangan dan pertanian hanya mencatatkan kontribusi masing-masing 16,07 persen dan 2,45 persen.
Adanya perlambatan ekspor pada April 2025 terlihat jelas dari penurunan tajam pada sektor pertanian, yang mencapai 16,54 persen. Industri pengolahan pun mengalami penurunan sebesar 12,14 persen secara bulanan. Sebaliknya, sektor tambang mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,58 persen, menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kenaikan.
Nilai ekspor Indonesia pada bulan April tercatat sebesar 20,74 miliar dolar AS, mengalami penurunan 10,77 persen dibandingkan Maret. Penurunan ini dipicu oleh dua faktor utama: penurunan nilai ekspor migas sebesar 19,52 persen dan penurunan ekspor nonmigas sebesar 10,19 persen.
Kondisi ini juga tidak lepas dari pengaruh siklus musiman, seperti masa libur Lebaran, yang memengaruhi kegiatan produksi dan pengiriman barang. Selain itu, fluktuasi harga komoditas global turut menjadi tekanan tambahan bagi kinerja ekspor.
Meski demikian, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia justru mencatatkan pertumbuhan 5,76 persen. Sejumlah komoditas mencatatkan kinerja positif, di antaranya bijih logam, terak, dan abu yang meningkat tajam hingga 37,94 persen. Logam mulia serta produk perhiasan juga mencatatkan pertumbuhan 26,56 persen, disusul oleh mesin dan peralatan listrik yang naik 0,52 persen.
Tiga negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia masih ditempati oleh Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Ketiganya menyerap ekspor senilai 8,22 miliar dolar AS atau sekitar 42 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Di luar tiga besar tersebut, beberapa negara menunjukkan peningkatan permintaan ekspor yang cukup tajam. Swiss mencatat lonjakan tertinggi hingga 149,57 persen. Disusul Kanada yang tumbuh 54,09 persen, Singapura 26,78 persen, Meksiko 11,03 persen, dan Taiwan 8,99 persen.
Secara kumulatif, total ekspor Indonesia dari Januari hingga April 2025 mencapai 87,36 miliar dolar AS. Angka ini meningkat 6,65 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan terutama berasal dari ekspor nonmigas yang tumbuh 7,68 persen menjadi 82,56 miliar dolar AS. Sementara ekspor migas justru menurun 8,43 persen, dengan nilai tercatat sebesar 4,81 miliar dolar AS.
Upaya pemerintah dalam memperkuat hilirisasi industri serta memperluas pasar tujuan ekspor terus menjadi kunci utama dalam menjaga performa ekspor nasional. Terlebih, sektor pengolahan yang terbukti konsisten menyumbang angka tertinggi, masih menjadi andalan utama dalam menggerakkan roda perekonomian negara. (*/rinto)