Siaga Cuaca Ekstrem, BPBD Imbau Masyarakat Waspada Banjir dan Longsor

Kamis 19 Jun 2025 - 18:02 WIB
Reporter : Yayan Prantoso

Radarlambar.Bacakoran.co - Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), dalam beberapa hari terakhir perlu menjadi perhatian serius seluruh lapisan masyarakat. Hujan dengan intensitas tinggi yang turun dan disertai angin kencang memicu kekhawatiran akan meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesbar, Imam Habibbudin, S.Hut., M.Si., mengatakan, kondisi cuaca yang tidak menentu masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Pesbar diperkirakan masih berada dalam zona seperti potensi hujan lebat disertai angin kencang.

“Kita menerima informasi dari BMKG bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Pesbar. Kondisi ini perlu diwaspadai, karena dapat meningkatkan risiko bencana, terutama banjir dan tanah longsor,” katanya. 

Menurutnya, sejumlah kecamatan di Pesbar tergolong dalam wilayah yang rawan terhadap genangan dan banjir, terutama daerah-daerah yang berada di sekitar aliran sungai serta kawasan permukiman yang berada di dataran rendah. Diwilayah Pesbar juga masih terdapat beberapa titik yang berpotensi rawan banjir, seperti di wilayah dekat dengan aliran sungai, maupun dataran rendah lainnya, khususnya yang tidak memiliki sistem drainase yang baik. Jika hujan turun terus-menerus, maka potensi banjir sangat besar.

“Selain banjir, potensi tanah longsor juga menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Salah satunya di sepanjang jalur utama yang menghubungkan antar kecamatan di Pesbar, bahkan lintas kabupaten,” jelasnya.

Dijelaskanya, seperti di ruas jalan Krui-Liwa merupakan salah satu jalur yang sangat rawan longsor, terutama saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Begitu pula dengan jalur lintas barat dari Lemong hingga Bangkunat, karena melintasi wilayah perbukitan dan hutan. Artinya, tanah yang gembur, lereng yang curam, serta minimnya vegetasi penahan tanah di beberapa titik menjadikan jalur tersebut rawan mengalami longsor.

“BPBD mencatat bahwa pada tahun-tahun sebelumnya, beberapa kejadian longsor sempat menutup akses jalan dan mengganggu mobilitas masyarakat. Jika terjadi longsor, bukan hanya membahayakan pengguna jalan, tapi juga berisiko menghambat distribusi logistik, termasuk bahan kebutuhan pokok maupun bantuan darurat,” tandasnya. (yayan/*)

 

Kategori :