Radarlambar.bacakoran.co – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal pelonggaran terhadap sanksi minyak yang selama ini diberlakukan kepada Iran. Isyarat ini muncul dalam konferensi pers di sela-sela KTT NATO di Den Haag, Rabu (25/6/2025), di tengah situasi global yang mulai mengarah pada stabilitas baru pascagencatan senjata antara Iran dan Israel.
Pernyataan Trump datang hanya sehari setelah ia mengindikasikan bahwa China dapat kembali melanjutkan pembelian minyak dari Iran. Pernyataan ini segera memicu spekulasi internasional bahwa Washington mulai melunak terhadap tekanan ekonomi yang selama ini dijatuhkan kepada Teheran.
Namun, tak lama berselang, Gedung Putih memberikan klarifikasi. Pihaknya menegaskan bahwa tidak ada perubahan resmi dalam kebijakan sanksi yang telah dijalankan. Penegasan ini bertujuan untuk meredam anggapan bahwa AS telah membuka kembali ruang transaksi minyak dengan Iran.
Selama beberapa tahun terakhir, Washington dikenal getol menekan sektor energi Iran. Sejumlah sanksi keras diberlakukan, termasuk terhadap kilang minyak independen China dan operator pelabuhan yang terlibat dalam pembelian minyak mentah dari Iran. China, sebagai pembeli minyak terbesar dari Iran, secara konsisten menolak sanksi sepihak dari Amerika dan tetap melanjutkan impor minyak meski berada di bawah tekanan diplomatik.
Komentar Trump diyakini lebih bersifat sinyal diplomatik ketimbang langkah kebijakan konkret. Pemerintah AS diperkirakan ingin menunjukkan kepada China bahwa Washington bersedia membuka jalur komunikasi dan kerja sama ekonomi yang tidak merugikan stabilitas mitra dagangnya, khususnya dalam konteks energi global.
Di sisi lain, sinyal ini juga diarahkan ke Teheran sebagai bentuk pendekatan baru dari AS, menyusul potensi pergeseran dinamika keamanan di Timur Tengah. Isyarat pelonggaran sanksi disebut sebagai upaya untuk membuka ruang rekonsiliasi ekonomi pascakonflik, khususnya dalam mendukung pemulihan internal Iran setelah bertahun-tahun berada di bawah tekanan embargo.
Meski belum ada keputusan resmi, pernyataan Trump menjadi perhatian besar dalam lanskap geopolitik dan pasar minyak global. Banyak pihak kini menanti apakah langkah ini hanya sinyal diplomatik jangka pendek atau awal dari perubahan besar dalam strategi energi dan hubungan luar negeri Amerika Serikat terhadap Iran dan kawasan sekitarnya. (*)
Kategori :