Arash-2, Drone Bunuh Diri Canggih Iran yang Bisa Jangkau Tel Aviv dan Pangkalan AS

Kamis 26 Jun 2025 - 16:19 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Edi Prasetya

Radarlambar.bacakoran.co- Iran kembali unjuk gigi di kancah teknologi militer dengan mengembangkan Arash-2, drone kamikaze jarak jauh yang diklaim mampu menjangkau target sejauh 2.000 kilometer. UAV ini dirancang untuk misi penghancuran strategis dan telah diproduksi secara massal oleh sektor pertahanan Iran.

Arash-2 merupakan pengembangan dari model sebelumnya, Arash-1, dan memiliki kemampuan serangan presisi serta dukungan sistem perang elektronik. Selain berperan sebagai drone bunuh diri, Arash-2 juga dapat digunakan untuk misi pengacauan radar dan deteksi musuh, menjadikannya multifungsi dalam skenario perang modern.

Secara teknis, drone ini memiliki panjang sekitar 4,5 meter dengan lebar sayap 4 meter. Ditenagai mesin MD550, Arash-2 mampu melaju hingga 185 km/jam dan terbang pada ketinggian maksimum 12.000 kaki. Desainnya yang aerodinamis disesuaikan untuk menjangkau target jauh dengan tingkat visibilitas rendah di radar musuh.

Keunggulan utama Arash-2 terletak pada kemampuan navigasi adaptifnya. Sistem navigasi canggih memungkinkan pembaruan target secara berkala hingga tahap akhir serangan. Hal ini membuatnya sulit dicegat sistem pertahanan udara konvensional. Peluncuran dapat dilakukan melalui truk khusus atau dengan sistem JATO (Jet Assisted Take-Off), memberikan fleksibilitas logistik yang tinggi.

Militer Iran menargetkan penggunaan Arash-2 untuk menghantam lokasi-lokasi strategis di Israel, termasuk kota Tel Aviv dan Haifa, jika terjadi eskalasi militer. Di luar kawasan, jangkauan drone ini juga mencakup sejumlah pangkalan militer AS di Timur Tengah seperti di Qatar, Bahrain, dan UEA. Bahkan kapal-kapal perang di Teluk Persia berada dalam radius operasionalnya.

Pihak intelijen Barat menyoroti kemungkinan kolaborasi teknologi drone antara Iran dan Rusia, khususnya untuk penggunaan Arash-2 dalam konflik Ukraina. Indikasi pelatihan militer Rusia dalam mengoperasikan UAV ini telah mencuat dalam beberapa laporan terbuka.

Kehadiran Arash-2 menjadi simbol dari strategi perang asimetris Iran, yang bertumpu pada efektivitas teknologi presisi rendah biaya untuk menghadapi superioritas konvensional lawan-lawan geopolitiknya. Dengan sistem yang semakin kompleks, drone ini dapat mengubah dinamika keamanan di Timur Tengah dan memaksa negara-negara besar untuk meninjau ulang strategi pertahanannya di kawasan.(*)

Kategori :